Happy NJM's Day!!!
Jaemin terduduk di halte dekat sekolah. Bibirnya terkatup rapat dengan tatapan mengarah lurus ke depan. Jam udah hampir menunjukkan pukul 8 malam ketika Jaemin memutuskan buat duduk di kursi dingin halte. Harusnya, setelah selesai latihan basket, Jaemin langsung pulang ke rumahnya dan bergelung di balik selimut hangatnya. Tapi yang Jaemin lakukan justru berdiam seorang diri di halte yang sepi ini.
Cuman ada bunyi lalu lalang kendaraan di sekitarnya yang menemani Jaemin.
Lampu jalan di dekat halte kelihatan berkedip-kedip, membuat Jaemin mendongak menatapnya. Gak lama kemudian, lampu itu akhirnya padam dengan sendirinya. Keadaan di halte jadi lebih temaram semenjak lampu jalan itu mati, membuat embusan napas panjang keluar dari sela bibir Jaemin.
4 jam lagi menjelang pergantian hari. Itu berarti, 4 jam lagi hari ulang tahunnya bakalan berlalu dan habis. Tapi, selama seharian ini, belum ada satu pun hal yang berhasil membuat Jaemin tersenyum dengan lebar. Dia emang mendapat banyak ucapan, terutama dari ketiga sahabatnya, tapi gak ada satu pun dari ucapan-ucapan itu yang membuat Jaemin senang.
Gak tau kenapa, suasana hatinya justru jadi jelek gini di hari ulang tahunnya.
Ayahnya, satu-satunya keluarga yang Jaemin punya, belom mengucapkan kalimat apapun ke dia semenjak hari berganti jadi tanggal 13. Mungkin karena hal itu suasana hati Jaemin jadi gak terlalu bagus seharian ini.
Dia memutuskan buat berdiam diri di halte juga bukan tanpa alasan. Di rumahnya yang besar itu, gak ada siapapun selain dirinya. Jaemin cuman bakalan dipeluk kesendirian kalo pulang cepat. Gak bakal ada kejutan dari ayahnya yang menanti di rumah mengingat sang ayah lagi dalam perjalanan bisnis di Berlin. Gak bakal ada juga kehangatan yang menyambut Jaemin kalo dia menginjakkan kaki ke rumah besarnya itu.
Hari ulang tahun Jaemin selalu terasa hampa semenjak bunda gak ada.
Bahkan Jaemin sama sekali belom makan sup rumput laut, tradisi setiap kali seseorang bertambah umur. Jangankan memakan sup rumput laut, yang memasaknya aja gak ada sama sekali.
Jaemin baru sadar, ternyata hidupnya sesepi itu.
"Na Jaemin."
Yang dipanggil refleks menoleh, matanya melebar begitu melihat sosok Chaesa dengan tote bag di tangan lagi melangkah ke arahnya.
Jaemin masih terdiam begitu akhirnya Chaesa duduk di sampingnya, terduduk dalam diam dengan tatapan mengarah lurus ke depan.
"Kok di sini?" Adalah pertanyaan yang pertama kali terlontar dari bibir Jaemin. Dia jelas heran begitu melihat sosok Chaesa masih ada di sekitar lingkungan sekolah kayak gini.
"Tadi udah pulang sebenarnya." Chaesa merespons tanpa menoleh. Pelukannya ke tote bag yang ada di pangkuannya mengerat begitu sadar Jaemin menatapnya lurus dari samping.
Chaesa berdeham pelan, kemudian mengulurkan tote bag yang dari tadi ada di dekapannya ke Jaemin.
Jidat Jaemin berkerut samar. "Ini... apa?"
"Sup rumput laut."
Mata Jaemin melebar mendengarnya. Tatapannya masih tertuju lurus ke Chaesa begitu cewek itu mengulas senyuman hangat.
"Happy birthday, Jaemin." Bisikan dengan nada hangat ini mampu membuat darah Jaemin berdesir cepat.
Dia bisa merasakan kupu-kupu imajiner yang berterbangan di perutnya, juga rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya begitu dia mengambil alih tote bag dari Chaesa. Jaemin terdiam, menatap tote bag berwarna hitam itu dengan perasaan haru yang memenuhi dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex: The Daisy || Na Jaemin
Fiksi PenggemarPoin penting dalam hidup adalah menghargai sesuatu yang telah kamu punya. Tapi sayangnya, Jaemin terlambat menyadarinya.