40

10.5K 2.1K 432
                                    

Tandai kalo ada typo ya!

Enjoy!!























"Jaemin, hari ini jangan lupa sama upacara peringatan kematian bunda."

Gerakan tangan Jaemin terhenti seketika, bahkan rasanya napsu makannya langsung menghilang begitu aja pas mendengar omongan ayahnya. Gaada yang salah dari itu, tapi mengingat dan mengungkitnya kembali membuat suasana hati Jaemin memburuk.

"Jaemin?" Ayah Na kembali memanggil karena gaada sahutan dari anaknya. Dia bahkan sedikit mencondongkan badan buat melihat anak semata wayangnya yang lagi tertunduk sekarang.

"Iya." Sahut Jaemin pelan, ga berniat lagi melanjutkan sarapannya.

Tatapannya yang tadi masih keliatan hangat sekarang berubah jadi hampa. Dadanya kembali sesak begitu mengingat di hari ini, tepat 5 tahun yang lalu, sang bunda harus meregang nyawa karena kecelakaan hebat.

"Jaemin udah selesai. Berangkat dulu, Yah." Tanpa menunggu respons ayahnya, Jaemin langsung bangkit dan meraih tasnya, berjalan dengan ekspresi muram ke arah pintu utama rumah.

Rasa hampa yang udah lama berusaha Jaemin hapus sekarang justru terasa menjadi. Kekosongan di hatinya lagi-lagi terasa begitu besar sampai Jaemin merasa kewalahan sendiri.

Sebesar itu pengaruh kehilangan bunda dalam hidupnya. Sampai rasanya Jaemin ga berani benar-benar menaruh rasa ke cewek-cewek di luar sana karena rasa takut menggerogoti hatinya. Jaemin takut... kalau suatu saat nanti, di saat dia udah memantapkan hatinya ke satu orang, justru orang itu bakalan ninggalin dia gitu aja tanpa salam perpisahan.

Perpisahan emang ga bisa dihindari kehadirannya, tapi mengalaminya pasti bakalan selalu membuat hati jadi remuk.

Di pagi itu, bukannya langsung melajukan motor ke sekolah, Jaemin justru melajukan motor ke salah satu arah yang berlawanan dengan arah ke sekolah. Butuh waktu hampir 15 menit bagi Jaemin sampai di tempat yang ditujunya dengan kecepatan motor yang bisa dibilang di atas rata-rata.

Jaemin memarkirkan motor di bahu jalan, sengaja membuka helm-nya dan meletakkan helm itu di atas tangki motornya.

Pandangan cowok Na itu sekarang lurus ke depan, seolah menanti seseorang yang memang datang dari arah depan sana. Berkali-kali, dia memastikan jam di tangan kirinya, takut dia datang terlalu telat sampai yang ditunggu ternyata udah berangkat duluan.

Lima menit lagi menunggu, Jaemin akhirnya melihat sosok yang ditunggu-tunggunya lagi melangkah dengan langkah kecil ke arahnya. Ah... lebih tepatnya ke arah halte yang tepat ada di belakang Jaemin.

Cowok Na itu sempat terpaku, tatapannya yang terarah sepenuhnya ke Chaesa terlihat sukar diartikan. Rasanya ada banyak hal sekaligus keraguan yang berkecamuk dalam batin Jaemin begitu melihat sosok cewek manis itu.

Embusan napas pelan yang terdengar berat keluar dari sela bibir Jaemin betepatan dengan dia yang mencoba menepis semua pemikiran yang singgah ke benaknya.

Sekarang kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman manis. "Esa!!"

Langkah Chaesa langsung terhenti. Matanya melebar menatap sosok Na Jaemin yang lagi melambai dengan senyuman lebar di bibir di depan sana. Jelas kehadiran Jaemin pagi ini membuat Chaesa kaget, ga menyangka lebih tepatnya. Baru kali ini Jaemin menjemput dia buat berangkat sekolah.

Senyuman di bibir Jaemin keliatan makin manis begitu Chaesa melangkah ke arahnya. Sampai akhirnya, cewek bermarga Jo itu menghentikan langkah tepat di depan motor Jaemin.

Ex: The Daisy || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang