"Jaemin."
Kepala Jaemin terangkat dan kakinya langsung berhenti melangkah begitu melihat sosok Chaesa berdiri tepat dua meter di depannya. Matanya mengerjap pelan, seketika merasa bingung sekaligus senang karena Chaesa yang tiba-tiba nyari dia kayak gini.
Senyuman di bibir Jaemin langsung merekah. Sambil ngebenerin posisi tali tas di sebelah bahu, Jaemin melangkah lagi sampai dia benar-benar berdiri di hadapan Chaesa, "tumben nyariin duluan? Kangen ya?"
Chaesa mendengus pelan, "pede banget." Gumamnya yang langsung ngebuat tawa renyah menguar dari sela bibir Jaemin, "Nih." Tote bag berwarna pink pastel sekaligus tumblr terulur di tangan Chaesa, "eum... makasih. Lain kali jangan repot-repot ngebawain ini lagi."
Jaemin menggeleng pelan, "aku yang suka rela masak buat kamu, Sa." Senyuman simpul di bibir Jaemin terbit, "jadi gapapa." Terus tatapannya bergulir ke arah tote bag itu, "eung... bisa ga dibalikinnya besok aja?"
Sebelah alis Chaesa langsung terangkat naik begitu mendengar permintaan Jaemin yang... ga masuk di akal itu.
"Eum... itu... balikinnya kalo udah ada isinya lagi." Jaemin berdeham pelan dan tangannya bergerak mengusap bagian belakang kepalanya kikuk.
"Maksudnya?"
Jaemin mengambil nafas dalam-dalam dan kemudian menegakkan punggung, "iya. Isi lagi. Masakan kamu."
Tangan Chaesa yang terulur kembali jatuh lagi ke sisi badannya. Di mata Jaemin, ekspresi tanpa emosi Chaesa sekarang justru terlihat lain, aura yang dipancarin cewek itu juga terasa lain bagi Jaemin. Makanya sekarang cowok itu buru-buru menggeleng dengan tangan yang bergerak mengibas di depan dada beberapa kali, "e- eh, tapi kalo kamu gamau juga ga--"
"Ya udah."
Mata Jaemin melebar, dengan jantungnya yang mendadak berpacu lebih kencang sekarang, "ya-- ya udah?" Cicitnya dengan nada ga percaya. Matanya mengerjap cepat kemudian dengan ekspresinya yang berubah antusias, "m- maksudnya... ya udah, iya? Atau--"
"Iya." Sahut Chaesa sambil mengendikan bahu, bibirnya menipis begitu tatapannya ketemu tatap sama Jaemin, "ya udah besok dibalikinnya. Diisi lagi."
Tanpa sadar, senyuman lebar langsung hadir di bibir Jaemin, "beneran?"
Chaesa mengalihkan tatapan dan mengangguk sekali, "hm." Gumamnya kedengeran datar.
"Makasih karena ga nolak."
Mata Chaesa mengerjap lamat, dengan fokus yang kembali terarah ke Jaemin. Sebenarnya dia mau aja ngerespon omongan Jaemin barusan, tapi lidahnya justru kelu begitu melihat senyuman tulus cowok itu.
Tapi, mendadak satu pemikiran lewat di benaknya. Jaemin beneran tulus, kan?
"Ayo aku anter ke tempat kerja kamu. Kamu kerja kan hari ini?"
Chaesa baru aja mau buka suara begitu ada satu suara berat yang menyela, "Chaesa sama gue." Baik Jaemin maupun Chaesa langsung mengalihkan fokus ke Jinyoung yang baru aja berhenti melangkah di samping Chaesa, "dia udah sama gue. Ga perlu lo anter lagi kayaknya."
Jaemin mendengus, tatapan hangatnya justru berubah tajam begitu menatap Jinyoung, "lo ga berhak ngatur. Lo siapanya Chaesa emang?"
Sebelah sudut bibir Jinyoung langsung terangkat, "lo siapanya Chaesa emang gue tanya?"
Jaemin terdiam, dengan tangan yang mulai mengepal di sisi badan.
"Ah..." Jinyoung dengan santai menggenggam sebelah tali tasnya dengan ekspresi yang menurut Jaemin ngeselin, "cuman mantan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex: The Daisy || Na Jaemin
FanfictionPoin penting dalam hidup adalah menghargai sesuatu yang telah kamu punya. Tapi sayangnya, Jaemin terlambat menyadarinya.