"Esa!" Panggilan ini adalah yang pertama kali Chaesa dengar sesaat setelah kakinya keluar dari bus.
Matanya mengerjap cepat begitu melihat sosok Na Jaemin yang udah berdiri di halte, dengan senyuman manis dan juga tangannya yang melambai ke arahnya.
"Ngapain?" tanyanya bingung begitu Jaemin menghentikan langkah tepat di hadapannya.
Bukannya menjawab, yang Jaemin lakukan adalah memakaikan syal berwarna abu-abu ke leher Chaesa. Jangan lupakan senyumannya yang belum luntur sama sekali. Selesai melilitkan syal itu dengan benar di leher Chaesa, barulah Jaemin menatap tepat ke mata cewek itu. "Suhunya udah mulai dingin, Sa. Jangan lupa pakai syal."
Chaesa menelan ludah dengan susah payah. Tangannya baru aja terangkat buat melepas syal yang dipakaikan Jaemin ketika tangannya justru beralih digenggam cowok itu.
"Na Jae—"
"Ayooo."
Tanpa memberi Chaesa kesempatan buat buka suara, Jaemin menarik lembut tangan Chaesa buat mengikuti langkahnya ke gerbang sekolah yang ada di depan sana.
Jam masih menunjukkan pukul 06.30 ketika Jaemin dan Chaesa melangkah memasuki pekarangan sekolah. Cuman ada beberapa orang murid beserta petugas kebersihan yang datang. Mengingat ini masih cukup pagi dan bel sekolah masih bakalan berbunyi satu jam lagi.
"Na Jaemin, lepas." Chaesa mencoba melepas genggaman Jaemin dari tangannya, tapi yang ada cowok itu justru mengeratkan genggamannya membuat Chaesa mendengus keras-keras. "Jaemin—"
"Nana, Sa. Panggil aku kayak biasa kamu manggil aku dulu."
Jaemin menghentikan langkah, membuat Chaesa secara otomatis juga menghentikan langkahnya.
Cewek itu memutar malas bola matanya begitu mendengar omongan Jaemin barusan. "Kenapa aku harus?" Chaesa menatap Jaemin tanpa minat "Udahlah. Ini lepasin." Dia menggoyang genggaman tangan mereka, membuat Jaemin mengalihkan tatapannya ke sana.
Cowok itu menggeleng pelan dan menatap Chaesa dengan senyuman menyebalkannya. "Kenapa aku harus?" Setelahnya dia kembali menarik lembut tangan Chaesa buat kembali merajut langkah, membuat cewek itu ga berhenti menggerutu dalam hati.
"Na Jaemin." Panggilan Chaesa ini ga digubris Jaemin sama sekali, membuat satu dengusan keluar dari hidungnya. "Na, kamu ga budeg, kan?"
"Ya engga lah." Jaemin menyahut cepat, kepalanya tertoleh ke belakang dan Chaesa bisa melihat senyuman manis yang merekah di bibir tipis cowok itu.
Ck, seharusnya Chaesa tadi langsung kabur begitu melihat sosok Na Jaemin berdiri di halte.
"Udah sarapan belom?"
Chaesa memilih buat ga menanggapi, dia lebih tertarik memerhatikan lantai keramik yang mereka lewati sekarang.
"Jo Chaesa."
Tanpa diduga Jaemin malah menghentikan langkah begitu mendengar suara itu di belakangnya. Chaesa yang ga menyangka Jaemin bakalan berhenti mendadak berakhir menabrak punggung kokoh cowok Na itu.
"Ck, Na Jaemin ngeselin banget sih?!" protes Chaesa langsung, matanya mendelik ke arah Jaemin. Begitu melihat tatapan datar Jaemin tertuju ke satu titik, Chaesa langsung menoleh dan menemukan sosok Bae Jinyoung lagi melangkah ke arahnya.
"Oh, Jinyoung," gumam Chaesa kemudian mengukir senyuman.
Begitu sosok Jinyoung berdiri di hadapannya, Chaesa bisa merasakan genggaman Jaemin yang mengerat.
"Mau ngapain lo pagi-pagi nyariin Chaesa?" Jaemin bertanya datar, tatapannya juga terlihat sama datarnya ke arah Jinyoung.
"Bukan urusan lo," sahut Jinyoung datar. Matanya bergulir menatap Chaesa dan senyuman tipis hadir di bibirnya. "Tolong kasih ini ke pak bos ya. Gue izin dulu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex: The Daisy || Na Jaemin
FanfictionPoin penting dalam hidup adalah menghargai sesuatu yang telah kamu punya. Tapi sayangnya, Jaemin terlambat menyadarinya.