Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan atau mengizinkannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
-----------
Cermin besar tersebut menampakkan pantulan seorang perempuan dengan balutan gamis merah maroon dan jilbab syar'i nya dengan warna senada. Ia terlihat sangat cantik nan anggun. Namun, yang sangat disayangkan, tidak ada aura kebahagiaan atau sekedar seulas senyum tipis di wajah manis nya.
Anantha sama sekali tidak merasakan kebahagiaan sedikitpun, tapi ia tidak bisa menolak. Walau bukan ini yang ia harapkan. Namun, Anantha yakin, jika semua ini benar-benar terjadi, maka ini sudah menjadi keputusan-Nya.
"Sayang?" Pintu terbuka menampilkan sosok perempuan yang tak lain adalah Habibah.
"Kamu udah siap kan?" tanyanya ketika ia telah berada di belakang Anantha.
Anantha mengangguk pelan dengan wajah tidak bersemangat.
"An, percaya sama Bunda, perlahan kamu akan membuka hati kamu buat Azka," tutur Habibah.
Anantha membalikkan tubuhnya hingga menghadap Habibah.
"Enggak, Bun. Anantha nggak akan bisa membuka hati Anantha buat seseorang yang sama sekali nggak Anantha cintai, itu nggak akan terjadi," tegasnya.
Habibah menghela napas berat menyikapi sifat keras kepala putri satu-satunya itu.
"Tapi--"
Tin!
Habibah menghentikan kalimatnya saat mendengar klakson mobil dari bawah. Senyumnya mengembang, ia lantas mengalihkan pandangannya ke Anantha.
"Keluarga Azka udah dateng, An. Kamu nanti nyusul ke bawah ya, Bunda duluan."
Anantha tidak menjawab dan membiarkan Bundanya melangkah pergi keluar dari kamarnya. Anantha menghela napas beratnya kembali kemudian menatap pantulan dirinya di dalam cermin.
"Andai, penampilan ini bisa aku tunjukkan pada seseorang yang aku cintai," gumamnya.
Namun, seketika ia tersadar kemudian beristigfar. Ia mengingat satu hal.
Pengandaian untuk memprotes takdir, ulama sudah sepakat bahwa itu hukumnya haram. Misalnya, seseorang sangat sedih karena kehilangan kesempatan menguntungkan. Kemudian dia berandai-andai: "Andai tadi saya di rumah, pasti saya dapat jatah juga."
Pengandaian semacam ini juga dilakukan orang-orang munafik, karena tidak tahan dengan ujian berat yang menimpa mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menceritakan keadaan mereka:
"Mereka (orang-orang munafik) berkata: 'Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?'. Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati." (QS. Ali Imran: 154).
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]
Romance[ COMPLETED ] 📍Highest rank: #1 in sad Aprilio Azka Pradipta. Seorang laki-laki berparas tampan dengan sikap arogan dan sok berkuasanya. Ia adalah pemuda yang sangat menikmati masa mudanya dengan sebaik mungkin. Namun, siapa sangka masa mudanya te...