"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." ... Satu hal yang harus ketahui, Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba-hambanya."
( QS. Al-Baqarah: 216 )---------
Hening, rumah bertingkat dua dengan sepasang suami istri yang mengisi hanya terasa hening tanpa adanya obrolan singkat maupun panjang. Seusai mereka makan malam tadi, Anantha dan Azka langsung masuk ke dalam kamar mereka kemudian tetap saling bungkam.
Keduanya tidak ada yang berniat untuk membuka suara. Anantha yang terduduk di atas ranjang dengan kedua kaki tertekuk, sedangkan Azka malah sangat santainya duduk di atas sofa menyaksikan pertandingan bola.
Anantha melirik pergelangan tangannya, ia menatap nanar luka merah yang ada di sana. Ia tidak menyangka Azka akan sekasar itu padanya. Sungguh, ia tidak tau kenapa Azka bisa semarah itu.
Padahal, harusnya dirinyalah yang pantas marah kepada Azka. Namun, sudahlah, sepertinya laki-laki itu memang egois. Merasa Azka hanya akan tetap mendiamkannya, Anantha menarik selimut abunya kemudian berbaring menutup setengah tubuhnya dengan selimut tebal tersebut.
"Ngapain lo berduaan sama Gilang kaya tadi?"
Anantha mengurungkan niatnya untuk menutup mata, ia kembali duduk bersandar di kepala ranjang dengan tatapan mengarah ke Azka yang sudah mematikan tv.
"Aku nggak ngapa-ngapain," jawab Anantha dengan ekspresi datarnya.
Azka berdiri, melangkah ke arah ranjang, kemudian duduk tepat di samping Anantha. Anantha menatap gelisah ke sekelilingnya, tatapan Azka yang seakan tidak lepas darinya membuatnya begitu gugup.
"Awh!" ringis Anantha saat pergelangan tangannya yang sakit tadi kembali dicekal oleh Azka dengan sama eratnya.
"Inget, An! Lo itu udah nikah sama gue, gue sekarang suami lo, dan lo istri gue! Jangan semena-mena, jangan sok bebas," jedanya.
"Jangan pikir dengan penampilan lo yang sok alim ini, lo bakal nipu gue? Lo sengaja kan berduaan sama Gilang tadi? Biar apa? Biar semua orang tau kalau gue yang maksa lo buat nikah sama gue, huh? Gitu!"
Anantha menyentak kasar cekalan Azka, membalas tatapan tajam Azka dengan tatapan terlukanya.
"Maksud kamu apa ngomong kaya gini? Kamu pikir aku serendah itu? Cukup! Jangan ngelempar kesalahan kamu ke aku, Azka. Kamu memang suami aku, tapi kamu yang nggak bisa semena-mena gini. Kamu pikir dengan bersikap mesra sama perempuan lain, kamu bakal dihormatin? Kamu pikir dengan berhubungan sama perempuan lain, aku bakal hormatin dan ngerhargain kamu sebagai suami? Enggak!" Anantha menjeda perkataannya saat bulir bening itu sudah mulai membasahi pipinya.
"Dengan kamu ngelakuin itu, aku cuma bisa ngeliat dan menilai kamu adalah laki-laki yang rendah! Kamu selingkuh sama orang lain di depan mata aku sendiri, kamu pikir aku bangga? Sama sekali enggak! Kamu tau, perselingkuhan hanya akan dilakukan sama orang-orang yang bodoh dan rendah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]
Romance[ COMPLETED ] 📍Highest rank: #1 in sad Aprilio Azka Pradipta. Seorang laki-laki berparas tampan dengan sikap arogan dan sok berkuasanya. Ia adalah pemuda yang sangat menikmati masa mudanya dengan sebaik mungkin. Namun, siapa sangka masa mudanya te...