🌼 Bagian 29

10.1K 800 5
                                    

Sebuah kegagalan, bukanlah kesalahan. Namun, sesuatu yang akan memberikan pemahaman kepadamu jika tidak semua apa yang kamu inginkan dapat kau miliki.

--------


1 tahun kemudian...

Gadis cantik dengan balutan busana syar'i sederhana tersebut tampak membersihkan ujung gamisnya yang kotor akibat percikan air comberan di pinggir jalan sesaat Ia membeli sayuran di pasar terdekat.

"Aruna?" Gadis itu mendongak, menatap laki-laki berwajah setengah Belanda tersebut.

"Ya?" Laki-laki itu duduk tepat di samping gadis bernama Aruna ini.

"Kamu kenapa?" tanyanya.

Aruna tersenyum kecil. "Aku nggak papa, cuman kena cipratan air kotor aja pas aku ke pasar," jawabnya.

Laki-laki berpenampilan jaz rapi itu menghela napas pelan, gadis itu sangat keras kepala. "Ar, aku kan udah peringatan kamu berulang kali, nggak perlu ke pasar dan nggak perlu ngajar anak-anak lagi. Kamu itu tamu aku yang udah aku anggap sahabat. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa," paparnya.

Aruna tersenyum tipis. "Maaf, Jeff. Tapi aku nggak bisa, aku bakal bosen banget kalau di rumah sendirian. Udah deh mending masalah ini nggak usah dibahas, eum ... apa kamu bawa kabar baru?"

Laki-laki bernama Jeff itu tampak menatap Aruna ragu. Sedangkan Aruna yang menyadari perubahan raut wajah Jeff, Ia mulai paham. "Apa kabarnya buruk?" tebak Aruna.

Jeff menghela napas berat, Ia tertunduk. "Lebih baik kamu kembali sebelum semuanya terlambat, Ar."

Aruna mengerutkan dahinya bingung. "Ada apa?"

Jeff menatap serius ke arah gadis itu. "Ini sudah waktunya, Ar. Sudah cukup kamu menutupi semua ini, sudah cukup kamu menyiksa dan membohongi hati kamu sendiri, aku cuma nyaranin sama kamu, kembali sebelum semuanya terlambat."

Aruna menyandarkan punggungnya ke kursi, Ia menatap ke depan dengan ekspresi datarnya.

"Tolong tinggalin aku sendiri, Jeff!" tutur Aruna. Jeff tak ada pilihan lain, Ia tau ini adalah keputusan sulit untuk gadis cantik itu. Ia pun berdiri kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Aruna seorang diri.

Di sisi lain terlihat seorang perempuan dengan dress mininya yang mengekspos paha putihnya itu memasuki cafe untuk menemui seseorang. Senyumnya mengembang sesaat melihat laki-laki tersebut.

Langkahnya semakin mendekat, hingga Ia berada tepat di samping laki-laki itu. "Azka?" Azka mendongak, menatap datar perempuan yang tak lain adalah Delisha.

"Duduk, Del!" Delisha duduk, menatap bahagia ke arah Azka.

"Mami nyuruh kita hari ini fitting baju, Az. Makanya aku ngajak kamu ketemu di sini," tutur Delisha membuka obrolan.

Azka membuang napasnya kasar seraya menatap malas ke arah Delisha. "Buat apa?"

Mendengar jawaban yang tidak Ia inginkan, Delisha mencibikkan bibirnya kesal. "Kok buat apa sih, Az. Ya buat kita nikah dong, kamu lupa hm? Kita 2 minggu lagi bakal menikah. Kamu nggak seneng?" papar Delisha.

Azka lagi-lagi menatap serius ke arah perempuan itu. "Lo mau gue ngomong berapa kali, Del? Gue udah jelasin berkali-kali sama lo. Gue nggak bisa nikah sama siapapun, gue ini suami orang, gue udah punya istri!" jelas Azka.

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang