🌼 Bagian 40

12.5K 756 18
                                    

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam bersabda :
Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

HR. Muslim

--------

Mata itu sedari tadi tak berhenti menangis, terus mengalirkan buliran bening dengan harapan hati beserta dirinya akan mendapatkan kelegaan. Perempuan setengah baya yang merupakan ibundanya tersebut hanya mampu menatap sendu kerapuhan putrinya. Ia tak mengira, kehidupan rumah tangga anak satu-satunya akan serumit ini.

"Menangislah, jika itu yang membuat kamu lega, An!" ucap Habibah yang masih dengan posisi merengkuh tubuh rapuh Anantha.

"B--bunda, Anantha nggak tau harus gimana, hati Anantha belum siap," tutur Anantha di tengah isakannya.

Ceklek!

Pandangan keduanya teralih ke arah pintu yang terbuka, terlihat Ilham melangkah menghampiri mereka. Ia duduk di samping kanan Anantha, mengusap lembut pucuk kepala putrinya. Anantha melepaskan rengkuhan Habibah, Ia menatap Ayahnya dengan tatapan sendu.

"Ayah, Ayah adalah sosok laki-laki yang bijak, Ayah adalah nahkoda di rumah ini. Ayah adalah pelindung aku sama Bunda, semua keputusan yang Ayah ambil selalu menghasilkan sesuatu sesuai harapan Ayah. Jadi, Anantha mohon sama Ayah, kasih tau langkah apa yang harus Anantha ambil? Anantha nggak tau sama sekali harus memutuskan apa Ayah, tolong Anantha..."

Ilham terenyuh, melihat pancaran keputusasaan anaknya, hatinya seakan teremas kuat hingga menimbulkan rasa sakit. Ilham mengusap lembut kedua bahu Anantha bermaksud menguatkan.

"Lihat Ayah sayang!" Anantha mendongak, menatap kedua bola mata hitam yang tampak menahan tangis itu.

"Kamu anak Ayah, kamu harus kuat seperti Ayah, sayang! An, semua manusia itu tidak akan pernah luput dari namanya kesalahan ataupun dosa. Semua orang pasti melakukannya, baik besar ataupun kecil. Bunda sama Ayah juga sama-sama pernah berbuat kesalahan satu sama lain, tapi kami berdua bisa saling memaafkan kemudian belajar dari kesalahan itu."

"An, setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan. Seperti halnya seorang pembunuh, dia telah membunuh banyak orang, tapi suatu ketika dia menyesali semua perbuatannya, Ia bersimpuh dan bersujud kepada Allah seraya berjanji tak akan mengulangi dosanya lagi kemudian Allah mengampuni dengan memberikan dia satu kesempatan," Ilham terus menerangkan secara jelas kepada Anantha dengan tatapan seriusnya.

"Ingat hadist ini sayang, Sabda Rasulullah SAW, Jika hari kiamat tiba terdengarlah suara panggilan "Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga."

"Rasulullah saja sudah menyeru umatnya untuk saling memaafkan dan memberi kesempatan, kenapa kamu tidak bisa melakukan semua itu untuk Azka, Nak? Jika kamu ingin menghukum Azka, semua itu sudah kamu lakukan selama 1 tahun. Waktu yang teramat lama itu sudah cukup membuat Azka kalut dan menyesali semua kesalahannya sama kamu."

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang