🌼 Bagian 14

12.1K 983 20
                                    

Berikut haditsnya: dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Rasulullah , 'Berilah aku wasiat.' Kemudian Beliau menjawab, 'Janganlah engkau marah.' Lelaki itu mengulang – ngulang permintaannya, (namun) Nabi (selalu) menjawab, 'Janganlah engkau marah'” (HR. Bukhari).

----------

Dua perempuan yang akrab disapa Anantha dan Linda tersebut tengah menikmati makan siangnya. Linda sesekali menggelangkan kepalanya tidak percaya saat Anantha mulai menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Azka tadi malam hingga pagi ini.

Linda bahkan tidak habis pikir dengan Azka, hingga setega itu pada Anantha? Rasanya Linda ingin sekali mencakar wajah sok tampan laki-laki yang sayangnya adalah suami dari sahabatnya sendiri.

"Lo nggak tanya langsung sama Azka?" tanya Linda.

Anantha menggeleng pelan, menyudahi makannya, ia sangat tidak bersemangat untuk menelan apapun.

"An, nih ya saran gue, mending lo omongin deh baik-baik sama Azka, tanya semua yang jadi beban pikiran lo, jangan diem terus. Kalau lo kaya gini juga, terus Azka nya nggak peka, kapan masalah ini bakal kelar?" terang Linda menasihati Anantha.

Anantha menghela napas beratnya, "Aku nggak tau, Lin. Aku nggak tau harus gimana, aku bingung."

Linda memutar bola matanya jengah, sahabatnya itu memang sangat keras kepala. Tidak lama kemudian, suasana kantin siang itu tiba-tiba heboh karena kedatangan seseorang dari arah pintu masuk.

"Ada apa ya, Lin?" tanya Anantha seraya menolehkan kepalanya ke belakang.

"Gue juga nggak tau," jawab Linda.

Namun, sesaat Anantha ingin berdiri, pergelangan tangannya seketika dicekal oleh Linda yang membuat Anantha kembali terduduk.

"Kenapa sih, Lin?"

"Bentar deh." Linda menyipitkan kedua matanya mencoba melihat dengan jelas siapa di balik kerumunan tersebut.

Seakan terkejut, Linda membulatkan kedua matanya yang membuat Anantha semakin menatap Linda bingung.

"An, itu kan Azka, suami lo!" heboh Linda.

Anantha dengan cepat mengikuti arah pandang Linda, dan benar saja, ia melihat Azka yang tengah dikerumuni dan menjadi pusat perhatian seluruh kantin.

Melihat itu hati Anantha lagi-lagi terasa sesak, ia merasakan rasa sakit itu lagi, bukan! Bukan karena Azka dikerumuni banyak orang. Namun, karena Azka tengah menggandeng perempuan lain dengan begitu mesra.

Cantik, itulah penilaian Anantha pada perempuan itu. Linda yang menyadari perubahan raut wajah sahabatnya, ia mengusap pelan punggung tangan Anantha.

"A-An? Lo yang--"

"Aku nggak papa kok, Lin."

Anantha menunduk, mencoba fokus untuk kembali makan dengan maksud mengalihkan pikirannya. Namun, Linda tau perasaan Anantha sebenarnya. Ia sangat tidak tega karena sahabatnya terjebak dalam pernikahan yang sama sekali tidak ia inginkan dan berakibat seperti ini.

"Kita duduk di sana ya?"

Samar-samar Anantha mendengar suara Azka, ia menoleh, melihat Azka yang bahkan sudah duduk di kursi tidak jauh dari dirinya. Anantha meremas ujung jilbabnya menyalurkan rasa marah sekaligus kesalnya.

Linda yang melihat kelakuan Azka secara terang-terangan itu, berusaha menahan rasa ingin mencekik laki-laki tersebut. Jika saja Azka itu suaminya, mungkin Azka akan ia seret ke rooftop dan melemparkannya ke bawah. Sungguh, ia tidak habis pikir dengan Anantha yang memilih untuk tetap diam.

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang