🌼 Bagian 20

13K 870 30
                                    

Sebagaimana engkau membersihkan wajahmu agar indah dipandang orang, maka bersihkan pula hatimu agar indah dipandang Allah.”

-Habib Umar bin Hafidz-

___

Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Kedua orang tua dari pihak Anantha maupun Azka telah berkumpul di Bandara untuk mengantarkan anak mereka pergi berlibur ke Amsterdam, Belanda. Anantha kembali mendekat ke arah Ayahnya, berusaha meminta doa kepada laki-laki setengah paruh baya itu.

"Ayah," panggil Anantha. Ilham tetap mengarahkan pandangannya ke arah lain menghindari tatapan putrinya. Jujur, ia tidak bisa marah terlalu lama kepada Anantha. Namun, mengingat kejadian waktu itu, hatinya kecewa.

"Anantha cuma mau minta doa sama Ayah, doain aku sama Azka bisa selamat sampai tujuan dengan keadaan baik-baik aja. Anantha berharap, sepulang dari sana, Ayah udah nggak marah lagi sama Anantha. Anantha minta maaf kalau luka yang aku buat bisa semenyakitkan itu di hati Ayah," papar Anantha yang hanya dibalas keterdiaman oleh Ilham.

Anantha tersenyum pedih, ia melangkah mendekat ke arah Habibah yang menatap dirinya dengan tatapan berkaca-kaca.

"Bunda." Habibah langsung memeluk putrinya itu, ia sangat paham bagaimana sakitnya hati Anantha menerima sikap Ilham.

"Anantha pamit ya, Bun!" tutur Anantha seraya melepas pelukan tersebut.

Habibah mengangguk. "Hati-hati ya sayang, doa Bunda sama Ayah pasti menyertai kalian berdua."

"Azka, ingat pesan Papa, kamu sebagai laki-laki harus mempunyai tanggung jawab, apalagi menjadi seorang suami, Anantha sepenuhnya tanggung jawab kamu, paham?" papar William.

"Iya, Pa. Azka paham," jawabnya.

"Awas aja ya kalau di sana Mama denger kabar kamu ngerusak liburan dan Anantha nggak bahagia, sekalian aja kamu nggak usah pulang!" tambah Tyas.

Azka memutar bola matanya, ia sampai heran sebenarnya anak mereka dia atau Anantha?

"Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan ***** tujuan Amsterdam, Belanda dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A12!"

Percakapan mereka berhenti saat suara pengumuman terdengar menandakan mereka akan segera berangkat.

"Ya udah, kami pamit dulu ya," ucap Azka.

"Iya, sayang. Jangan lupa berdoa!" Anantha dan Azka mengangguk kemudian melangkah pergi dari tempat semula.

--

"Bapak dan Ibu terhormat, kapten telah menyalakan tanda kencangkan sabuk pengaman. Jika anda belum melakukannya, harap anda bisa menyimpan barang bawaan di bawah tempat duduk di hadapan anda atau di tempat penyimpanan di atas kepala anda. Harap anda untuk duduk dan mengencangkan sabuk pengaman anda. Pastikan juga meja dan sandaran kursi anda telah berada pada posisi seharusnya."

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang