🌼 Bagian 25

11.1K 836 10
                                    

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Cukuplah kematian sebagai Nasihat. Setiap manusia pasti akan merasakan yang namanya kematian, saat di mana nyawa seseorang terlepas dari raganya. Kematian merupakan salah satu rahasia Allah SWT yang tak seorang pun tahu kapan datangnya. Bila saatnya telah tiba, tak ada yang bisa menolaknya atau sekedar minta ditangguhkan barang sesaat pun.

------------

Di bawah guyuran hujan yang begitu deras, Azka menangis tanpa memikirkan bagaimana keadaannya. Ia sudah basah kuyup dari beberapa menit tadi. Pikirannya kalut, membiarkan hujan terus mengguyurnya, biarlah Tuhan membasahi dirinya hingga sakit, Azka sangat rela.

Bagaimana bisa dirinya sebodoh ini? Membiarkan istrinya pulang sendiri tanpa dirinya? Suami macam apa Ia ini, tidak ada suami setega dirinya. Andai saja Ia mampu membuang ego kemudian mencegah Anantha pergi, mungkin semua ini tidak akan terjadi.

"Aarrgghhh!" Azka mengusap wajahnya kasar, Ia begitu marah kepada dirinya.

Lalu sekarang? Apa yang bisa Ia perbuat, semua sudah terlambat. Jika Ia kembali ke Jakarta, Ia akan menjawab apa jika semua keluarga menanyakan di mana Anantha? Azka sangat menyesal, Ia merasa dirinya menjadi laki-laki paling egois. Ia merasa sangat gagal menjadi seorang suami.

"Anantha, maafin gue! Gue emang cowok bodoh! Seharusnya gue nggak mulangin lo, An. Andai aja lo nolak, semuanya nggak akan kaya gini!"

Azka menghentikan langkahnya, Ia saat ini entah berada di mana, jalanan tampak sepi, tak ada orang selain dirinya. Ia terduduk di sana, mendongakkan wajahnya membiarkan air mata itu terhapus oleh hujan.

"TUHAN! HUKUMLAH AKU! HUKUM AKU, TUHAN. AARRGGHHH!"

Benar kata orang, penyesalan akan selalu datang pada detik-detik terakhir. Lalu, bagaimana jika sudah menyesal? Tak ada yang bisa dilakukan selain pasrah dan merenungi kesalahan untuk dijadikan sebuah pembelajaran.

--

Senyum tipis terpancar jelas menghiasi wajah cantik gadis bepakaian serba putih tersebut. Bahkan, seluruh tubuhnya terlihat bersinar dengan indah. Perlahan, kedua kakinya menghampiri seorang laki-laki setengah baya yang tampak tersenyum bahagia ke arahnya

"Ayah," panggil gadis itu yang melangkah semakin dekat dengan laki-laki tersebut.

"Anantha." Anantha berlari, memeluk erat laki-laki yang tak lain adalah Ayahnya sendiri.

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang