🌼 Bagian 26

10.8K 769 2
                                    

Jangan membenci siapapun,tak peduli seberapa banyak kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu. Hiduplah dengan rendah hati,tak peduli seberapa banyak kekayaanmu. Berpikirlah positif,tak peduli seberapa keras kehidupan yang kamu jalani. Berikanlah banyak,meskipun menerima sedikit. Tetaplah menjalin hubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat salah padamu.dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi.

-Ali bin Abi Thalib-

---------

Koper besar telah siap dengan rapi di atas nakas tempat tidur Azka. Dengan helaan napas berat Ia menyiapkan diri untuk pulang ke Jakarta memberitahu semua keluarganya. Azka membuka ponsel, menekan ikon galeri yang memperlihatkan foto pernikahannya bersama Anantha.

Melihat wajah Anantha, Ia sangat merasa berdosa. Ia marah kepada dirinya sendiri, dialah penyebab Anantha mengalami kejadian buruk ini. Azka memijit pangkal hidungnya bersamaan buliran bening jatuh dari pelupuk matanya.

Sungguh, Ia sangat rela dihukum atas perbuatannya ini. Azka bahkan tidak punya muka untuk bertemu kedua orang tua maupun mertuanya. Azka tidak bisa membayangkan betapa marahnya mereka.

"Lo bodoh, Azka! LO BODOH!" Azka mengacak rambutnya frustasi. Ia bahkan berharap penerbangannya akan jatuh di tempat yang sama dengan Anantha. Ya, lebih baik dirinya pergi daripada melihat wajah kekecewaan orang tuanya.

Ia menatap jam tangannya, penerbangan 1 jam lagi. Azka mengusap wajahnya kasar kemudian bergegas bersiap untuk ke bandara.

--

Seorang perempuan berwajah oval berpostur tinggi itu menginjakkan kaki untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun ia meninggalkan Jakarta. Senyum cerahnya terpancar jelas di wajah cantiknya, Ia sangat yakin jika pemilik rumah ini akan terkejut akan kehadirannya.

Perlahan, tangan kanannya terulur menekan bel yang berada di samping pintu bercat putih tersebut.

Sudah dua kali Ia menekan, masih tak ada tanda-tanda seseorang akan membukakan pintu untuknya. Ia tak menyerah, perempuan tersebut kembali membunyikan bel dua kali dan Ia mendengar suara langkah kaki dari dalam.

Ceklek!

"Cari si--Oh my God!"

Perempuan yang akrab disapa Cleo itu membulatkan matanya seraya membekap mulutnya. Ia menatap perempuan itu dari bawah sampai atas kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

Nikah Dadakan [ END, lengkap ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang