Bab 33 | Paket Misterius

4.8K 568 51
                                    


Kelamaan update ada yang kesel sama authornya lelet up?

Ya maaf kan author juga lagi sibuk hal lain:')

Btw makasih 300+ vote dan komennya!

Bisa lebih kalian kesayangan author:))

Bisa lebih kalian kesayangan author:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



33. Paket Misterius

"Lo nginep lagi disini? Ck, ngabisin makanan gue aja tau nggak!" ketus Zidan yang menatap malas pada Al yang ikut makan malam bersama keluarganya.

"Mas nggak boleh gitu ah, kasihan loh dia pejuang cinta istri yang lagi ngambek. Harusnya kamu bantu support dia dong, kan sesama suami," tutur Dyah.

"Oke gue dukung perjuangan lo, asal lo gak ngulangin lagi. Kalau sampe gini lagi, gue pepes lo!"

"Hush, udah toh. Nggak enak ada anak juga,"

Al dan Chika acuh mendengar celotehan pasutri itu. Chika masih menebak-nebak siapa dalang dibalik pesan-pesan itu, kenapa dia selalu tau gerak gerik Chika? Apa dia orang terdekat Chika atau dia orang luar? Perasaan Chika tidak pernah menyakiti siapapun, lalu siapa yang mau menerornya seperti ini?

"Kamu kenapa?" tanya Al.

"Hah? Nggak kok,"

"Kok gak makan? Mikirin apa?" heran Al yang melihat sedari tadi Chika hanya mengudek-udek nasinya.

"Lagi mikirin tugas aja,"

"Yakin?"

"Hm,"

"Bang, Chika ke kamar duluan yah," pamit Chika pada Zidan, dia pergi tanpa mendengar respon kakaknya.

Chika menutup rapat pintu kamarnya, dia meraih ponselnya dan menghubungi Olin. Belum sempat Chika memencet nomer Olin, pintu kamarnya di ketuk oleh Dyah.

"Chika, ini ada paket buat kamu."

Chika mengernyitkan dahinya, bingung akan penuturan kakak iparnya itu. Paket untuk Chika? Chika tidak merasa habis berbelanja online. Lalu dari siapa itu?

"Ini," Dyah memberikan kotak sedang itu.

"Dari siapa?"

"Gak tau, di tinggalin aja di depan pintu."

"Oh, yaudah."

"Mbak ke dapur yah,"

"Hm,"

Chika menutup pintu kamarnya lagi, dia menatap bingung kotak yang terbungkus rapi itu. Bahkan disana tidak tertulis alamat pengirimnya, seakan itu memang di kirim langsung oleh pengirimnya.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang