Bab 40 | Penyesalan

9.6K 663 182
                                    


mau minta doa boleh gak?

Doain semoga ada rumah produksi yang minat sama ceritaku, rencananya cerita "Siap, 831 komandan!" Mau di promosikan ke rumah produksi untuk di filmkan.

But, ini masih belum pasti karena baru aja di promosikan:)


Doain yaa:)







***

HAPPY READING!

***

40. Penyesalan

Seusai mendapatkan siapa pelaku dari segala drama peneroran ini, Chika bersama lainnya langsung pergi menuju gedung DPR yang sialnya sangat jauh dari tempat mereka berkumpul, ditambah kemacetan akibat demo hari ini membuat mereka terlambat datang.

Kini Chika disini, di tengah kericuhan demostran yang mulai melawan aparat polisi akibat sebuah ujaran kebencian, membuat kobaran amarah mereka terpacu dan terjadi salah paham serta kericuhan besar-besaran.

"Chik, lo dimobil aja. Biar kita yang nyari Gio," ujar Wijin.

"Nggak, gue mau ikut. Gue nggak bisa diem aja."

"Chik," bujuk Olin.

"Nggak, Lin. Ini masalah suami gue!"

Wijin menghela napasnya, "oke biar Chika pergi sama gue nyari Gio kesana. Kalian nyari di sisi lainnya."

Wijin mengejar Chika yang berlari melewati sela-sela demostran. Mencari satu wajah yang sangat dia benci mulai saat ini. Tapi entah kenapa rasanya Tuhan mempersulit jalan Chika, sudah tiga kali Chika berjalan ke satu tempat yang sama namun tidak kunjung menemukan sosok Gio. Hingga dia limbung jatuh bersimpuh di jalanan, terisak karena merasa gagal menjaga Al.

Wijin sigap memeluk Chika, menjaga gadis itu dari desakan demostran lain. Dia merangkul Chika dan membopongnya berjalan.

Semprotan water Canon membuat demostrasi mundur menjauh, Chika terkena air itu. Buru-buru Wijin membawa Chika pergi menghindari dari semprotan water Canon.

Namun saat Chika melangkah pergi, jantungnya berdetak kencang. Hal ini biasa dia rasakan jika bersama dan didekat Al. Apakah Al ada didekatnya?

Chika menengok kebelakang, mencaro sosok prianya itu walaupun matanya ngeblur karena air itu. Samar-samar terlihat dua orang berdiri dengan jarak cukup dekat, dua orang itu mengacungkan pistol ke satu sama lain.

"Mas Al," gumam Chika. "Itu mas Al!"

Chika berlari menghampiri dua orang itu, Wijin langsung mencegahnya menarik gadis itu agar tak kesana karena tau itu sangat berbahaya.

"Lepasin gue Ji! Gue mau ke suami guee! MAS AL!" teriak histeris Chika.

"Lepasin Ji, lepas!"

"Nggak, Chik. Lo bisa dalam bahaya."

"Lepasin gue!"

"Nggak akan, Al juga nggak akan senang lo kesana. Dia udah nitip lo ke gue!"

Chika menatap Wijin heran, "maksud lo?"

"Kemarin gue-,"

DOR!

Suara tembakan terdengar keras, membuat semua polisi bersiaga dan para demonstran panik sendiri. Chika khawatir, dia berlari mendekati TKP.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang