Bab 25 | Kencan yang runyam

6.2K 616 228
                                    



Yuk sholat dulu baru baca^^

Tembus 300 vote dulu deh baru update lagi:)

Komenan juga nih ayok yang bar-bar 😭


Komenan juga nih ayok yang bar-bar 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


25. Kencan yang runyam

Beberapa hari setelah kejadian kemarin, Chika maupun Al belum bicara sama sekali. Keduanya seperti terperangkap dalam suasana canggung.

"Chik, Lo udah dijemput your husband tuh," ujar Jessi.

"Hah? Oh, iya. Gue duluan yah!" pamit Chika yang buru-buru menghampiri mobil Al.

Al baru saja selesai giat hariannya. Dia sengaja datang menjemput Chika dan mengajaknya jalan bersama di sore ini agar hubungannya dengan istrinya itu kembali pulih dari kecanggungan.

"Kamu nggak nanya kenapa saya jemput kamu?" tanya pria yang berseragam polisi khas brimob yang identik dengan seragam di keluarkan, semacam anak badboy salah masuk jurusan Pramuka!

Oh iya, Al itu tipikal polisi mager pakai seragam keluar kantor. Sebisa mungkin dia akan mengganti pakaian jika pergi ke Mall atau tempat lainnya. Lain seperti orang-orang yang suka sekali pamer seragam di tempat umum dengan maksud disegani dan dikagumi orang-orang, beda dengan Al yang malah risih di lihat oleh orang-orang. Itu kenapa saat ini dia memakai jaket bomber hitam polos yang menambah kegantengannya berlipat ganda!

"Hah? Eh, ekhem.. emangnya kenapa?" tanya Chika.

Al tersenyum, "Saya mau perbaiki hubungan yang canggung ini, kamu nggak mau nanya kita mau kemana?"

"Ke-mana?"

"Mall?"

Chika berdehem.

"Kenapa? Nggak mau?"

"Mau-mau, tapi... Kamu terlalu ganteng hari iniiii! Ih, kenapa nggak pakai topi aja sih?!" geramnya.

Al terkekeh. Dia kira Chika akan membuat suasana jadi bertambah canggung lagi, ternyata Al lupa jika dia memiliki istri yang super berbeda.

"Padahal saya udah panas-panas lho," ucap Al.

"Giatnya di jemur? Ih, suamiku kasihan banget. Sini-sini cium dulu!" Al menyodorkan pipinya dengan tatapan masih fokus pada jalan. Chika mengecup sebentar rahang bawah Al yang merupakan titik terlemah seorang pria. Al terangsang, dia menatap Chika dengan tatapan protes.

"Apa?" goda Chika.

"Ck, kamu sengaja yah?"

"Dih, apasih? Aku nggak tau apa-apa!" bohong Chika.

"Awas aja nanti, kalau ada kesempatan saya bakalan-,"

"Bakalan apa?"

Al tersenyum licik. Lalu dia kembali fokus pada jalan.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang