•Eleven || Grandparents VS Daddy•

69.6K 5.2K 194
                                    


-o0o-

"AHAHAAHAHAHAHAHAHA. ABANG, UDAH!!"

Suara tawa Vina membuat para lelaki Kesayangannya ikut terkekeh gemas.

Saat ini Vina sedang bermain bersama Louis.

"Sekarang kita ganti permainannya." Ucap Louis.

"Maen apa?" Tanya Vina dengan mata yang mengerjap lucu.

"Kita maen tebak tebakan. Kalo Abang bener Abang boleh cium kamu, kalo kamu salah Abang cium kamu," ucapnya dengan mata yang mengering jail.

"HEI. TIDAK BISA!!" Sentak Abang dan Daddy bersamaan.

Vina memiringkan kepalanya, matanya mengedip ngedip berkali kali.

"Kenapa ga boleh?" Tanyanya lugu.

"Abang Louis curang. Tidak bisa dibiarkan!" Jawab Gibran.

Akhirnya Gibran dan Leo mendekat ke arah Vina dan Louis. Sejurus kemudian mereka semua tertawa bersamaan karna Gibran yang berbaring telentang di atas tubuh Louis yang tengkurap.

"Buset Gibran. Badan lu berat!" Pekik Louis.

Vina sampai tertawa terbahak bahak melihat tingkah konyol keduanya.

Daniel yang sejak tadi diam akhirnya mengangkat Vina duduk di antara kedua kakinya dengan posisi punggung Vina menyandar ke dada bidang Daniel.

Daniel, pria itu membiarkan Vina menonton tingkah konyol Louis dan Gibran. Tangannya mengusap kepala Vina lembut.

Tak terasa satu jam terlewati, bahkan Vina sudah duduk menghadap ke Daniel dan tertidur tepat di bahu pria itu.

"Vina tertidur?" Tanya Daddy dibalas anggukan Daniel.

"Bawa ke kamar. Daddy akan menjemput grandpa dan grandma, mereka sudah mendengar kabar bahwa Vina sudah kembali" Ucap Daddy.

Mereka semua kompak mengangguk. Daniel menggendong Vina ala koala lalu berjalan ke arah lift menuju kamar Vina.

-o0o-

Kediaman keluarga Alcatraz tiba tiba menjadi heboh saat grandpa dan grandma datang.

"Di mana cucuku?" Tanya grandma heboh.

"Disini grandma..." Leo menyahut membuat kedua pasang paruh baya itu menatapnya malas.

"Vina sedang tidur, abuela...." Ucap Jackson lembut.

"Aku ingin bertemu cucuku!" Ucap grandpa tegas.

Mereka mengantarkan grandpa dan grandma ke depan kamar Vina karna grandpa yang menyuruh untuk tidak mengganggunya.

"Cucuku sangat menggemaskan!"

"Benar, dia masih sama seperti dulu,"

Tiga puluh menit kemudian pintu diketuk dari luar.

"Vina belum makan siang. Sekarang waktunya makan siang." Ucap Leo dari pintu, agak waras.

Grandpa dan grandma mengangguk membuat Leo pergi.

"Sayang. Ayo bangun."

Vina menggeliat sebelum membuka matanya. Ia mengerjap ngerjapkan mata berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

"Kalian siapa?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut mungil Vina.

"Kami grandpa dan grandma kamu sayang!" Ucap grandpa lembut.

"Vina punya grandparents?"

Keduanya kompak mengangguk saat mendengar pertanyaan dari Vina

"Sekarang kita turun ya. Makan siang dulu"

Di ruang makan, grandpa begitu lembut memanjakan cucunya, menyuapi Vina bahkan membantu Vina minum.

"Cucu grandpa punya sesuatu yang kamu suka, sayang?" Pria tua itu mengelus lembut rambut Vina.

Vina tentu mengangguk antusias, "keju!" serunya riang, grandpa tertawa gemas melihatnya.

"Ada lagi, nak?" Kali ini giliran grandma yang bertanya.

"Vina suka eskrim sama cake, granma..."

Keesokan harinya, Alex dibuat pusing dengan kedatangan stok keju yang tidak main main, keju berkualitas dari beberapa negeri.

Tak lama tiba tiba datang sebuah mobil kargo yang mengangkut es krim emberan dengan berbagai rasa.

"Grandma, mau buka usaha baru gitu? Buka toko es krim..."

Sedangkan Vina tentu senang saat melihat bermacam macam es krim dan keju.

"Makasih grandma, grandpa, Vina sayang kalian...."

Alex yang mendengarnya merasa tersaingi, pria itu berkali kali bertanya apa yang disukai sang putri dan tanpa basa basi memesannya.

Sedangkan yang lain hanya bisa menghela nafas melihat hal tersebut, berbeda dengan Vina yang senang senang saja mendapatkan hadiah.



Pengumuman!

Gajadi

See you next chapter ✨

[SUDAH DIREVISI]

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang