•Twelve || Korea? Teman teman Gibran?•

67.3K 5K 263
                                    


Happy reading

Don't forget to vote and comment

-o0o-

"Sayang kamu mau makan apa?" Tanya grandma pada Vina.

"Vina bisa ambil sendiri kok grandma...." Jawab Vina tak enak.

"Vina suka ayam kecap sama sayur bayam." Ucap Gibran.

Grandma mengangguk paham, baru saja ia hendak menyiapkan makanan Vina, namun gadis itu bersuara membuat pergerakan grandma berhenti.

"Grandma ga usah. Jadinya Vina malah ngerepotin." Ucap Vina tak enak hati.

Grandma mengelus kepala Vina lembut lalu tersenyum.

"Gapapa. Grandma ga repot kok. Apapun untuk cucu grandma." Ucapnya, Vina mengangguk pasrah.

Grandma mulai mengambil sepotong ayam kecap plus sayur bayam.

Vina memakannya dengan lahap membuat grandma tersenyum. Sudah lama sekali ia tidak melihat cucunya makan dengan lahap.

Gibran yang ada di samping Vina tiba tiba memberikan kecupan kecil di puncak kepala Vina membuat yang lain mendengus.

"Makan yang banyak biar cepet gede!" Ujar Rizal.

Vina memandang Rizal dengan tatapan polosnya lalu mengangguk antusias membuat yang lain terkekeh.

"Habis ini ikut Abang ke kantor yu!"

Nathan berujar, pria berusia dua puluh enam tahun itu tengah menekuni dirinya guna mempelajari bisnis dimana suatu saat nanti ia akan menggantikan posisi ayahnya.

"Boleh?" Tanya Vina sedikit antusias.

"Boleh dong!" Seru Nathan cepat.

"Mau mau. Vina mau!!" Ucap Vina semangat.

"Oke"

-o0o-

Ting tong ting tong

"PUNTEN GOPUD!!!"

"PAK BU. ADA ANAK SAYA GAK?"

"Najis gila"

"Kakak ih, mau pulang..."

Anton, Vando dan Geo sedang berdiri di depan pintu Mansion.

Tujuan mereka datang kemari adalah hendak kerja kelompok.

TOLONG INGAT!

Gibran sudah beberapa hari ini absen di sekolah hingga meninggalkan pelajaran. Membuat ketiganya harus mengunjungi Gibran!

Cklek

Pintu terbuka menampakkan seorang gadis mungil yang ternyata adalah Vina

"Kakak kakak ini siapa?" Tanya Vina dengan suara khasnya.

"VINA!"

"CIA?"

Dua gadis yang berusia sama itu langsung saling memeluk, Vina merasakan bahunya yang basah karena Cia yang menangis di sana.

"Lu kemana aja Vin... Gue sama anak anak kelas pusing cariin lu."

"Maafin Vina, Vina ketemu sama keluarga kandung Vina."

"Uhm, jadi Alcatraz sekarang ada di belakang nama lu?" Tanya Cia memastikan.

Vina mengangguk dengan wajah lugunya. Cia tersenyum lembut menatap sang sahabat.

"Baguslah, sekarang kamu bisa bahagia."

Keduanya kembali berpelukan.

"Masuk aja. Biasanya nyelonong!" Sindir Gibran, pria itu datang dengan setelan santainya.

Mereka saat ini sudah duduk di sofa ruang tamu termasuk Vina dan Cia.

"Sayangkuu, udah dong..." Anton mengusap usap wajah Cia yang basah karena air matanya.

"Orang kangen juga sama bestie ih, kakak nyebelin najis."

"Heh, sungut!"

Cia menghiraukan Anton, gadis itu mendekati Vina dan keduanya mengobrol dengan begitu riang.

Gibran mengelus elus rambut panjang Vina, membiarkan sang adik mengobrol dengan adik temannya.

Tak berapa lama kemudian, grandma dan grandpa datang.

"Eh, Oma opa. Gimana kabarnya?".

"Baik baik"

Teman teman Gibran menyalimi tangan kedua pasangan tua itu.

"Sayang. Grandpa denger kamu mau banget ke Korea ya?"

"Iya... Vina soalnya mau liat bunga Mugunghwa kaya gimana!!". Jawab Vina antusias

"Mudah saja!" Jawab grandpa enteng.

"Bagaimana jika besok kita ke Korea untuk melihat bunga Mugunghwa," usul grandma.

"Boleh." Kata grandpa dengan santainya, sebenarnya grandpa sudah menyiapkan jet pribadi untuk keberangkatan sang cucu ke Korea.

"WAH? BENERAN?" Tanya Vina dengan binar di kedua matanya.

"Tentu sayang. Anything for you." Ucap Daddy yang tiba tiba datang.

"Widih. Om, saya boleh ikut lah?" Dengan songongnya Anton menyahut.

Anjim. Punya temen gini amat.

"Boleh, why not?" Jawab Daddy, tiket pesawat boleh gratis, di sana selain hotel bayar sendiri.

"WAHH. KITA BAKAL KE KOREA!!" Teriak Vina antusias.

Mereka semua terkekeh gemas melihat Vina yang begitu antusias kecuali Geovano. Ia hanya tersenyum tipis, tiiiiiiipiiiiiiiiiiiis banget.

"Jadi, segera packing. Karna kita akan berangkat besok."

"Cia buruan siap siap ya, besok kita couple pake baju warna ungu sama biru, ok?"

"Ok!" Jawab Cia tak kalah riang. Jalan jalan gratis broooooooooo. Nanti disana kita kuras abis duit Anton.

"Ayo sayang, kita pamit pulang ya..."

Anton merangkul sang adik dengan kasar dan menyeretnya keluar.

"Dadah ANCIA!"

"Dadah GEVINA!"

"Gini nih, kalau cewek disatuin."


Okh, Babay

See you next chapter ✨

[SUDAH DIREVISI]

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang