•Eight || Rizal?!!•

71.9K 5.7K 221
                                    

Halo halo hai

Jangan lupa vote dan komentar!!

"Telpon Rizal."

"APA?"

Mereka semua menatap tidak setuju pada Alex.

"Jangan dia lah dad!" Ucap Leo tak setuju.

"Iya tuh. Jangan Bang Rizal, terlalu datar terus tukang monopoli lagi," kesal Gibran.

"Dia kan lagi ada di Jerman Dad." Ucap Jack datar.

Alex menghela nafas panjang.

"Tidak ada pilihan lain. Telpon dia sekalian beri tahu sepupu kalian bahwa princess sudah ada bersama kita." Final Alex tanpa bisa dibantah.

Ingat! Harus nurut sama yang lebih tua apalagi Daddy.

Nathan mengambil ponselnya dan menelpon orang yang disuruh Daddy. Setelah panggilan tersambung, tidak ada suara sama sekali di sana.

"Bisa ke Indonesia sekarang? Ke kediaman Alcatraz." Tanya Nathan datar.

" Tidak bisa"

"Kemarilah. Ini penting!" Kesal Nathan

"Cih, tidak peduli. Mungkin ayah kalian sedang sakit, sebentar lagi akan mati!"

"Hei. Jaga ucapan mu!" Kesal Alex karna merasa dihina

"Bukan dia yang sakit. Tapi adikku." Jelas Nathan berusaha sabar

"Siapa adikmu? Gibran? Ck telpon dokter yang lain saja"

"ADIKKU VINA YANG SEDANG SAKIT. CEPATLAH KEMARI-!!!!"

Akhirnya emosi.

Tut!

Panggilan berakhir.

***

Jerman, Alcander House, pada pukul 20.00

"Vina?"

Pria itu menggumamkan nama gadis kecil kesayangannya

"Jason. Siapkan Jet pribadi sekarang"

"Baik tuan..."

Tangannya bergerak lincah menekan huruf demi huruf di keyboard ponselnya

Bersiaplah, kita akan ke Indonesia

Rizal, ia tersenyum miring. Tangannya mengetuk ngetuk meja didepannya.

Gadis kesayangannya kembali. Ingin sekali ia melihat rupanya, ingin sekali melihat matanya yang teduh, ingin mendekapnya, memberikan ciuman bertubi tubi.

Shit!

Adiknya sedang sakit. Tidak ada waktu lagi.

Pria berusia 28 tahun itu segera mengayunkan kakinya menuju mobil.

-o0o-

Jakarta, Alcatraz House pada pukul 06.00

"Bagaimana?" Tanya Jack

"Demamnya belum turun. Badannya semakin panas." Jelas Nathan

Gibran memandang sendu wajah pucat kembarannya. Baru saja kemarin ia melihat senyum bahagia di wajah itu, sekarang diganti dengan wajah pucat.

"Sayang. Makan dulu ya, biar cepet sembuh." Leo mengusap pipi Vina

Vina menggeleng.

"Pahit..." Ucapnya lemah

Gibran bisa merasakan sendiri bagaimana rasanya Vina. Ingatkan dia jika ia adalah kembarannya.

"Daddy di mana?" Tanya Vina lemah.

"Daddy semalaman ga tidur. Tadi kita suruh Daddy tidur." Jelas Nathan.

Tiba tiba terdengar suara pintu yang terbuka agak brutal.

"Haii. Bertemu dengan Louis yang tampan dan Daniel yang kalem"

"Louis?!!'

"Dimana adikku?"

"Rizal?"

See you next chapter

[SUDAH DIREVISI]

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang