36. Gibran

32K 1.9K 93
                                    

"Tolong..."

"Tolong..."

"TOLONG!"

Gibran tersentak, pria itu terduduk dengan kepala yang terasa berat.

Pria itu menoleh pada teman temannya yang terlihat masih terjaga dan sedang memainkan ponsel.

"GIBRAN!"

Gibran langsung berdiri, pria itu menekan saklar lampu dan ruangan gelap tadi berubah menjadi terang.

"Kenapa Gibran?"

"Kalian dengar teriakan ngga?" Gibran menatap teman temannya dengan raut frustasi.

"Hm, gue denger, mungkin kisah horor yang di ceritain anak anak beneran ada," Anton berujar dengan malas.

Gibran merasa gelisah, pria itu kemudian mengajak Geo untuk keluar kamar.

Sayup sayup terdengar tangisan histeris dari luar.

"Sialan! Itu suara Sandra!"

BRAK!

-o0o-

"Gibran, ganti baju dulu..."

Gibran diam, nafasnya tak beraturan dengan tatapan kosong.

Beberapa anggota keluarganya dan teman temannya masih berada di lokasi kota study tour, sedangkan yang lain dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

"Sandra..."

Gibran menunduk, pria itu terisak kuat. Tubuhnya bergetar dan nafasnya tak beraturan.

"Gibran! Tenang Gibran!"

"GABISA! SANDRA, DIA, DIA-"

"Sandra ga apa apa Abang, dia kan kuat..." Vina memeluk erat tubuh sang kembaran, dan Gibran kembali menangis di sana.

Butuh waktu sekitar enam jam hingga dokter keluar dari ruangan.

Bersyukur cabang rumah sakit keluarga Alcatraz memiliki ruang gawat darurat yang lebih dari tiga.

"Bagaimana dok?" Gibran yang pertama kali mendekat.

"Kami menemukan keretakan setipis rambut di tengkorak nona, juga keadaan kaki nona yang cukup memprihatinkan. Untuk luka lebam dan sobekan sudah kami tangani. Tinggal menunggu kapan nona ingin bangun."

"Pasien sempat mimisan hebat, saya tidak bisa mengatakan kapan tepatnya nona akan bangun. Nona hanya butuh dorongan agar tetap hidup."

-o0o-

"Hai, sayang..."

"Good morning," Gibran tersenyum lebar, mencium lembut kening Sandra yang tengah terpejam dengan tenang.

"Lihat? Aku bawa bunga lavender kesukaan kamu."

"Kamu selalu bilang suka aromanya yang harum, aku juga suka, tapi aku lebih suka kamu..."

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang