Alcatraz Series
(First story)
Gevina Aurelia.
Ternyata memiliki nama belakang Alcatraz.
Wah, bagaimana ceritanya??
INI CERITA REVISIAN, JADI EMANG KOMENTAR SAMA CERITANYA GK NYAMBUNG😭😭😭😭😭🙏🏻🙏🏻🙏🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alex, pria paruh baya itu terdiam seribu kata melihat file dokumen yang dikirimkan oleh Nathan baru saja.
Hasil tes DNA, dan pesan selanjutnya membuat Alex benar benar terpaku seperti batu.
Nathan Lihatlah dad, aku berhasil menemukan adikku
Bahkan setelah bertahun tahun mencari, Alex hampir menyerah mencari putri bungsunya, segala cara ia lakukan.
Tanpa sadar, setetes air mata jatuh membasahi pipi tirus nan tegas miliknya, Alex tersenyum haru, dengan cepat jari jemarinya bergerak menelpon kepercayaannya.
"Siapkan perjalanan menuju Bandung untukku, secepatnya."
"Anda bisa menggunakan mobil yang ada di mansion tuan, saya akan persiapkan."
"Ya, terima kasih."
Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam lamanya, Alex tiba di depan sebuah rumah kecil pada pukul sebelas siang.
Dengan jantung yang berdetak tak karuan Alex berjalan dan mengetuk pintu kayu di depannya.
"Oh, halo dad?"
Alex benar benar menemukan Nathan di sana, tengah berdiri tegak seraya tersenyum menyebalkan.
"Masuklah, adikku sedang memasak."
Tanpa banyak protes Alex masuk ke dalam sana, memperhatikan setiap sudut rumah sederhana itu.
"Abang Nathan, ayo makan."
Alex tak bisa bergerak kala indra pendengarannya menangkap suara yang begitu lembut di pendengarannya.
"Ayo!"
Aroma masakan begitu sopan menyapa hidungnya, perutnya bergetar pelan karena lapar.
"Siapa?"
Nathan mendekat, mengelus rambut Vina dengan lembut.
"Daddy, Daddy kita."
Vina menatap Nathan dengan bingung, menatap Alex lalu kembali menatap Nathan, pria itu mengangguk pelan.
"Daddy kita?" Bisiknya pelan, memastikan.
Lagi, Nathan mengangguk.
Nathan sudah memberikannya bukti tes DNA padanya, jadi Vina mulai memanggil Nathan dengan panggilan Abang.
Meski agak ragu Vina memandang Alex, "daddy?" Cicitnya pelan, setelah itu Vina menyembunyikan wajahnya di dada bidang Nathan.
Alex tersenyum lebar, bahkan tertawa.
"Kemari, nak."
Nathan melonggarkan pelukan Vina, menyuruh sang adik untuk mendekat pada Alex.
Dengan langkah kecil yang benar benar lambat, Vina mendekati Alex, daddy-nya langsung memeluknya erat.
"Da-ddy?"
"Hum, ini Daddy sayang..."
Alex bisa merasakannya, ikatan batin yang kuat, pria itu kembali menangis, merasakan tubuh mungil yang begitu dirindukannya.
Daddy, begitu panggilannya.
Vina mendongak, menatap wajah tampan daddy-nya yang dibalas kecupan hangat di keningnya.
"Daddy, makan dulu, Vina lapar..."
"Um, ayo makan."
-o0o-
"DADDY!"
"Daddy fokuslah!"
Vina berujar dengan kesal, ia bahkan berteriak saking kesalnya.
"I'm sorry princess, bisa ulangi?"
Vina menghela nafas, "bisa kabulkan satu permintaan Vina?"
"Anything for you."
"Daddy benar benar sayang kan sama Vina? Janji jangan marah?"
Alex tertawa gemas, menarik sang putri agar merapat dengannya, "katakan, sayang..."
"Itu... Tolong lunasi hutang hutang Vina dan ibu..."
Alex tersenyum lembut, mengelus rambut panjang itu penuh kasih sayang.
"Waktu itu ibu meminjam uang pada kepala desa untuk aku sekolah, tolong lunasi dad."
"Hm, akan Daddy lakukan."
Setelahnya Alex meminta tolong pada salah satu bodyguardnya untuk pergi ke desa tempat sebelumnya Vina tinggal setelah menerima bebebrapa informasi dari Vina.
***
"Putri kecil ayah, tidur yang nyenyak nak..."
Alex mencium lembut kening Vina.
"Dad, adik adikku yang lain sudah diberi tau?" Nathan bertanya.
Alex menggeleng, "kamu saja."
Nathan mendengus, "bilang aja gapunya kuota, dasar kolot."