33

28.9K 2.3K 90
                                        

"Langsung istirahat aja, ya?"

"Dibawa tidur ya cantik, jangan kepikiran terus..."

Anton mengelus elus kepala belakang Ancia dengan lembut, "kamar kakak di depan kamar kamu kok..."

Ancia berbaring dengan gelisah, di satu kamar ada empat kasur, ia sekamar dengan Vina, Sandra, dan Agatha.

Sejak sebelum berangkat ia sudah merasakan perasaan tak enak, ia tak ingin ikut. Ancia sudah mengadu pada papanya.

Tapi Anton terus memaksanya.

"Cia? Sayang..."

"Aku yang panggil Anton," Agatha berbicara, melihat tatapan bingung dari Ancia.

Anton memeluk sang adik dengan erat, ia dilanda rasa bersalah melihat mata Ancia yang berkaca kaca.

"Maafin kakak..."

"Telpon papa aja, ya? Suruh dia jemput." Anton mengecupi wajah Ancia yang memerah menahan tangis.

Harusnya Anton bisa berfikir, jika uang bayaran bisa ia lepas saja, dari pada melihat Ancia yang terus murung.

"Papa mungkin akan sampai besok pagi, sekarang tidur aja ya? Kakak temenin."

-o0o-

"Sht, pelan pelan tolol..."

"Ancia, bangun..."

Ancia berdehem, membuka matanya melihat keadaan yang gelap, dan Sandra yang duduk di depannya.

"Ada yang mau masuk kamar kita..."

Suara Sandra berbisik dan bergetar.

Ancia terdiam, nafasnya memburu dan fikirannya tidak bisa fokus. Ia mendengar Sandra yang membangunkan Vina dan Agatha.

"Cepat masuk lemari!"

Mereka semua panik, Vina bergegas masuk ke dalam lemari besar yang ada di ruangan.

Hingga...

BRAK!

"Halo anak anak manis."

"Sandra jangan!" Vina menggeleng, namun Sandra langsung menutup lemari dan menguncinya, kunci lemari tersebut ia genggam erat erat.

"AGATHA TELPON SIAPAPUN!"

Vina membekap mulutnya, matanya berkaca kaca mendengar suara riuh di luar sana, ia tak membawa ponsel.

"AKHH! LEPASIN BAJINGAN!"

Ancia menyentuh tangan pria gemuk yang menjambak rambutnya, ia di seret begitu saja.

"Di mana yang namanya Vina, hm?"

"Susah susah gue culik waktu dia kecil, malah balik lagi."

"Aku Vina... Lepasin teman teman aku!" Sandra berujar dengan berani, gadis itu berdiri tegak dengan mata melebar.

"Akh!"

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang