31. Anton Anci

29.8K 2.5K 90
                                    

"Daddy..."

"Daddy..."

"Hm, ini Daddy di sini sayang," Alex mengelus lembut rambut panjang sang putri, menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Vina menggeliat dalam tidurnya, gadis itu makin merapatkan tubuhnya pada tubuh kekar sang ayah.

"Bangun sayang, tidak lapar hm?"

Vina menggeleng, ia malah semakin nyaman dengan elusan di kepalanya.

"Katanya mau jenguk Anci? Abang Gibran udah siap loh..."

"Biarin aja, nanti Vina nyusul sama kak Lemon."

"Lemon?" Alex tertawa lepas, melihat putrinya yang tengah melantur karena masih mengantuk.

"Daddy..."

Alex lantas berdehem, tersenyum tipis menatap wajah Vina yang cantik nan menggemaskan, ia beberapa kali mendaratkan ciuman gemas di pipi bulat itu.

"Daddy buatin sandwich telur sama salad mau ngga, sayang?" Pria paruh baya itu bertanya, sedang bernegosiasi dengan malaikat kecilnya.

Sebenarnya tak apa Vina melanjutkan tidurnya, namun Vina harus makan karena hari semakin siang.

Dengan lembut Alex menggendong tubuh mungil Vina dan membawanya ke meja makan.

"Adek, susunya Abang abisin nih..."

"Abisin aja kacang..."

Mereka yang di meja makan tak bisa menahan tawa melihat Vina yang linglung.

"Sayang..."

"MOMMY?!"

"Bukan nak, ini aunty, adiknya mommy Vina."

Tak ada lagi kantuk di wajah gadis mungil itu, ia begitu kaget melihat wanita yang begitu mirip dengan sang ibu.

"Mommy..."

"Nak..."

Dengan perhatian dan lembut, Daddy Alex menjelaskan bahwa yang di hadapan Vina adalah adik kandung dari sang ibu.

Aunty Riska, adik dari Mommy Siska.

-o0o-

"Ngga di bawa ke rumah sakit aja Anci nya?"

"Ngga mau, jangan kakak."

Anton menghela nafas, pria itu menggerakkan tubuhnya ke depan dan ke belakangan agar sang adik dapat nyaman tertidur di pelukannya.

Sejak pagi tadi Ancia tak berhenti menangis karena tak nyaman dengan keadaan tubuhnya.

"Kakak..." Gadis itu semakin menangis kala kepalanya malah semakin berat.

"Shhhtt, maafin kakak sayang..."

Geo menatap adik kakak itu dengan sendu, pasti sulit bagi keduanya, apalagi orang tua mereka yang tak datang mendampingi.

Sejak dulu Geo selalu ingin punya adik, apalagi adik perempuan, tapi sayangnya takdir membiarkan Geo sebagai anak tunggal.

Anak tunggal kaya raya.

"Kakak..."

"Iya sayang, kakak di sini, maafin kakak..."

Anton tak kuasa, pria itu ikut meneteskan air matanya melihat Ancia yang begitu aktif kini terkulai lemah di pangkuannya.

Agatha membantu dengan mengelus elus punggung Ancia. Vando yang berusaha menenangkan Ancia yang tak berhenti menangis, dan Geo yang memilih untuk menelpon Gibran agar datang bersama Rizal.

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang