WHAT IF LEO HAPPY ENDING

4.1K 75 3
                                    

Ini cuma what if, aku diterror di wa sama teman temanku😭

-o0o-

Anindya🤍

Anin, hari ini aku mau sumbangin barang barang bekas aku ke panti asuhan

Anin: Iya, Leo

:(((
Ayo ikut, Anin! Aku bosen nanti ga ada teman

Maaf Leo, aku ngga bisa

Why? Kamu masih kerja?

Ngga, aku ada urusan lain

:'(
:'(

Maaf, Leo...

Ga papa, tapi janji besok mau aku ajak jalan jalan ya....

Iya...


###

"Le-o, le-o...."

Leo membuka matanya lebar lebar begitu mendengar suara yang dikenalnya.

"Anin?!"

Tanpa basa basi Leo langsung memeluk erat tubuh mungil Anin yang tengah duduk di tepi kasurnya.

"Le-o, ku-e nya..."

"Hah?"

Leo melepaskan pelukannya, melihat kue coklat yang dibawa Anindya, di atas kue itu ada tulisan 'Happy Birthday'

"Ugh, buat aku?"

Anindya mengangguk angguk, gadis itu menyodorkan kue coklat tadi.

Leo nyengir, pria itu kemudian menerima kuenya dan tanpa diduga mencuri kecupan manis di pipi Anindya.

"Makasih, Anin...."

Leo tak mau membicarakan mimpi buruk yang di alaminya.

"Jadi kamu bilang ada urusan itu ada urusan buat ini?"

Anindya tersenyum lebar dan mengangguk.

Leo tertawa, pria itu memakan kuenya sesekali menyuapi Anindya.

###

Kedua muda mudi itu tengah bersantai di ruang baca rumah Leo.

Anindya menyentuh tangan Leo, pria itu langsung menatapnya dengan lembut, "kenapa, sayang?"

"A-ku, la-gi i-kut tera-pi, buat sem-bu-hin ga-gu a-ku ...." Anin terlihat berusaha untuk berbicara.

Leo tersenyum tipis, "gapapa sayang, aku ga papa kamu seperti ini, aku ga keberatan sama sekali."

Anindya menggeleng, "se-ka-lian sem-bu-hin tra-u-ma a-ku...."

Leo mengusap rambut Anindya dengan lembut, gadis itu tersenyum dan menutup mata meresapi kehangatan yang diterimanya.

"Aku temenin ya...."

####

Hari ke hari, Minggu ke Minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Leo akan menemani Anindya setiap gadis itu akan melakukan terapi.

Perlahan, Anindya juga mulai bisa berbicara dengan lancar. Leo juga sabar dan sangat mencintai keadaan Anin.

"Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda, karena .....——"

Leo tersenyum bangga melihat Anindya yang membaca buku dengan lancar, gadis itu terlihat lebih percaya diri sekarang, dan tentu lebih cantik.

"Leo, yang ini dibaca apa?"

Leo melihat bagian yang ditunjuk Anindya.

"Edelweis, ikutin aku, E-del-weis"

"E-del-weis, edelweis."

"Good girl!" Leo mencium lembut kening sang pujaan hati.

-o0o-

"Ngg, Anin ... Sayang," Leo menggeliat, pria itu mencari cari sang istri yang tidak ada di kasurnya.

"Anin ... Dimana sayang?"

Leo berusaha bangkit, pria itu mencari cari sang istri kemana mana, tapi yang dilihatnya justru anak kecil yang tengah lahap memakan roti.

Hup!

"Papa!"

Leo mencium gemas pipi bulat sang putra, pria itu menggendongnya dan membiarkan anak itu kembali memakan roti.

"Dimana mama? Alpha liat?"

"Mama lagi di kamar Luna, tadi Luna nangis," anak itu berujar dengan suara polos.

Masih dengan memakan rotinya, Leo membawa Alpha ke kamar Luna, pria itu duduk di sebelah sang istri yang tengah menyusui seorang bayi kecil.

"Sayang, kenapa ngga bangunin aku?" Leo mencium lembut pipi Anindya.

"Kamu kan kerja terus, semalem aja jam satu kamu baru tidur sayang, aku ga tega liat kamu kecapean...."

Leo tersenyum, ia benar benar beruntung memiliki Anindya, sekali lagi pria itu mencium pipi sang istri dengan penuh cinta.

"Mama! Alpha juga mau cium mama!" Anak dipangkuan Leo tiba tiba berseru.

Dengan tawa kecil Leo mendekatkan Alpha pada pipi Anindya, anak itu langsung mencium pipi sang ibu.

Anindya membalas ciuman dari putra sulungnya, "love you, Alpha...."

"I love you too, mama!"

Leo merasa hidupnya sempurna, ia benar benar bahagia melihat keluarga kecilnya yang bahagia.

"Anindya, i love you, forever...."



TAMAT

Hehe

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang