Jalan

29.6K 2.4K 193
                                    

"Kakak ayo pulang aja..."

Anton menghela nafas, sejak semalam Ancia terus memaksanya agar tidak ikut study tour.

Karena terlanjur sudah di bayar, di tambah perjalanan kali ini juga cukup mahal, jadi Anton dan adiknya harus ikut.

"Kalau takut naik bis, ikut naik mobil biasa sama kita aja," Jack menghampiri Anton.

"Mau ikut Vina?"

Ancia menggeleng.

Dengan segala bujuk rayunya, akhirnya Anton berhasil membawa sang adik duduk di kursi bis yang telah di sediakan.

Vina juga memaksa keluarganya agar diizinkan untuk ikut dengan bis seperti yang lain. Pada akhirnya, tak ada yang menggunakan mobil biasa karena keluarga Vina juga ikut di mobil bis.

"I know you know you weren't down for forever and it's fine..."

"I know you know, we weren't mean for each other and it's fine..."

"But if the world was ending you come over, right?"

"The sky'd be falling and I'd hold you tight."

Vina mendengarkan alunan musik yang begitu lembut memasuki indra pendengarannya.

"Dasar kau keong racun!"

Mata bulatnya langsung melebar saat lagu yang sedang dinikmatinya tiba tiba berganti.

-o0o-

"Kita sedang ada di rest area, anak anak... Silahkan yang mau jajan jajan dulu, sebelum kita ke pelabuhan."

Banyak dari siswa siswi keluar dari bis guna mencari makan.

"Jangan murung terus, aku beliin ayam goreng, ya?"

Leo mengintip dari tempatnya, melihat Nathan yang tengah membujuk Agatha. Pasalnya, Agatha merasa tak adil karena ia satu satunya yang jalan jalan tanpa bayaran, padahal ia sudah ada plan untuk rebahan saja di rumah.

"Mau spicy chicken atau chicken katsu?"

Agatha menggeleng, kalau makan spicy chicken pasti akan sakit perut di jalan, sedangkan menuju ke pelabuhan masih agak jauh.

"Ya udah ayo kita turun, kamu pesan apa aja yang kamu mau."

Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, Agatha membiarkan Nathan menariknya.

"Anak sulung Daddy sudah dewasa." Daddy Alex mengusap air mata palsunya.

"Anak sulung ku juga sudah tua." Papa Arham, ayah dari Rizal, Daniel, dan Louis. Pria paruh baya itu tak bisa menyangkal jika putra sulungnya, Rizal terus menatap pada satu objek di kursi depannya.

Memang, bentukan kursi bis yang digunakan adalah kursi yang saling berhadapan, VIP bos.

"Putri bungsu ku saja sudah ada pacar." Daddy mendengus, tapi tak terlalu kesal juga.

"Papa harus liat pacarnya Gibran, BEUH! Cantiknya..." Leo berceloteh seraya menunjuk kursi Gibran yang kosong, sedang keluar.

"Sandra memang cantik banget," Daniel yang INTROVERT saja mengakui kecantikan Sandra.

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang