•Two || DNA•

84.8K 6.9K 363
                                    

"Kau, si gadis polos. Adikku."

Vina mengernyitkan dahinya bingung.

"Kak. Maksudnya apa?" Vina berusaha memberontak, tapi pelukannya malah mengerat. Apalah daya Vina yang lemah.

Nathan melepaskan pelukannya, tapi tangannya tetap melingkar di pinggang Vina.

"Gevina Aurelia Alcatraz. Kau adikku." Lirihnya.

Vina terdiam, sebuah kilatan masa lalu tiba tiba datang.

"Gevina Aurelia Alcatraz"

"Nama yang indah"

"Gevina dan Gibran. Si twin yang menggemaskan"

"Vina. Gevina"

"Happy Birthday Gevina Aurelia Alcatraz"

Argghhh!!!

Vina mencengkram rambutnya erat. Kepalanya sangat sakit.

"Vina. Kenapa sayang?" Panik Nathan

"Sakkiiittt." Rintih Vina

"Gevina dan Gibran ga bakal kepisah, kan kita kembar!!"

"Abang Gibran..." Lirih Vina

"Vina". Panggil Nathan

"ARGHHH. SAKITTTT!!!" Vina berteriak kesakitan. Tangannya memukul mukul kepalanya sendiri berusaha menghilangkan rasa sakitnya

" Jangan di pukul Vina. Kita ke rumah sakit ya!!" Nathan meraih tangan Vina

Vina mendongak menatap Nathan.

"Kakak...!!" Setelah itu kegelapan menghampirinya

"Vina... Vina." Panik Nathan

Dengan terburu buru Nathan menggendong Vina ala bridal style dan membawanya lari ke dalam mobil.

-o0o-

"Lambungnya terluka. Jadwal makannya sepertinya terlewatkan. Tekanan darahnya rendah. Jangan biarkan dia kelelahan apalagi telat makan." Jelas Dokter

"Terimakasih dok." Ucap Nathan

"Saya sangat tahu Gevina. Bangun di pagi hari membuat kue, menjajakan dagangannya ke warung, tak jarang ia berkeliling,sore hari bekerja party di cafe. Dan hasilnya sering di palak preman membuatnya tidak bisa makan."

Nathan terdiam. Bagaimana bisa adik kecilnya bekerja dari siang sampai sore demi sesuap makan, dan bagaimana bisa hasil kerja kerasnya dipalak preman?

Di saat dirinya makan dengan nikmat, tempat tinggal mewah, dan harta berlimpah. Tapi lihatlah adiknya! Bekerja setiap hari, jarang makan, rumah tak layak.

"Bisakah anda lakukan tes DNA?" Tanya Natha

"Bisa, saya bisa melakukannya." Jawab Dokter

"Segera lakukan saat ini juga." Tegas Nathan

Dokter mengangguk dan segera melakukan yang diperintahkan

-o0o-

"Kak? Boleh pinjam ponsel?"

Nathan memberikan ponselnya pada Vina yang masih terduduk di brankar rumah sakit.

Jari jemarinya bergerak menekan nekan angka di sana yang sudah diluar kepalanya.

"Halo, ibu?"

Nathan terdiam, hatinya terasa sedikit sakit mendengar panggilan Vina pada wanita lain.

"Vina sakit bu, Vina kangen ibu..."

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang