•Eighteen || Pulang, ke Rumah•

44.9K 3.3K 27
                                    

Halo halo hai!!😗

-o0o-

"Semua sudah siap? Kita akan kembali ke Indonesia sekarang juga." Tegas grandpa.

"Siap grandpa." Ucap mereka bersamaan.

"Baiklah, ayo kita langsung masuk ke jet!" Ucap grandpa.

"Siap grandpa!" Ucap mereka kompak.

Semuanya langsung masuk ke dalam jet pribadi milik keluarga Alcatraz dan memilih tempat masing masing.

"Huhh, pagi banget gue bangunnya, padahal biasanya gue bangun jam tujuh!" Keluh Anton.

"Hmm." Vando hanya bergumam karna ia sudah masuk ke dalam mimpi indahnya.

Anton berdecak, ia menengok ke arah Geo yang hanya diam dengan raut wajahnya yang kaku.

"Yo, lu gapapa kan?" Tanya Anton.

"Hm." Geo hanya membalas dengan deheman.

Lagi lagi Anton berdecak sebal.

---

Vina memilin ujung bajunya pertanda gelisah.

"Vina, kamu kenapa?" Tanya Rizal.

Vina menggeleng seraya tersenyum tipis.

"Vina gapapa kok bang!" Jawab Vina berusaha meyakinkan.

Tapi tatapan tajam dari abangnya membuat Vina menunduk.

"Jangan bohong!" Tegas Nathan.

Gadis itu menghela nafas panjang.

" Vina ga tau, tapi entah kenapa hati Vina ga enak!" Ucap Vina pelan.

Rizal mengangguk paham. Ia membawa tubuh mungil Vina kedalam dekapannya.

Lama kelamaan Vina malah mengantuk dan memejamkan matanya lalu tertidur.

Setidaknya, ia berharap dengan tertidur bisa menghilangkan rasa gelisahnya

-o0o-

Indonesia, 14.00 WIB


Rizal membaringkan tubuh Vina secara perlahan. Menyelimutinya hingga dada, mencium keningnya lama lalu keluar dari kamar Vina.

Kakinya melangkah keluar dari mansion Alcatraz menuju mobilnya.

Pria dua puluh dua tahun itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata layaknya jalanan milik nenek moyangnya.

Beberapa menit yang lalu Nathan memberikannya pesan.

"Orang yang hendak mencelakai adikku sudah ada di sini!"

Pesan itu membuat Rizal tersenyum misterius. Dia meninggalkan Vina bersama Louis, Daniel, Leo dan Gibran.

Biarlah masalah ini ditangani olehnya dan Nathan.

-o0o-


Rizal keluar dari mobil lalu memasuki kantor Nathan membuat para wanita wanita menatapnya dengan lapar.

Menjijikkan

"Tuan, mereka sudah menunggu anda!". Ucap seorang pria.

"Baik!" Ucap Rizal.

Kakinya melangkah ke arah jalan lorong yang sepi dan gelap.

Sekitar sepuluh meter dari sebuah pintu terbuat dari kayu, Telinganya menangkap suara jerit kesakitan.

"AKHHHHH. AMPUN!!"

BRAK!

Pintu dibukan dengan kasar. Rizal menatap datar pria yang sedang diikat dan Nathan yang memegang sebuah cambuk.

"Ck, kau sangat lama!" Ucap Nathan kesal.

"Aku harus mengantar adikku dulu jika kau lupa!" Ucap Rizal datar.q

"Lakukanlah semaumu!"

"Baiklah."

"Apa tujuanmu hendak mencelakai adikku?" Tanyanya terdengar mengerikan.

"Sa-saya hanya menjalankan perintah." Jawab pria tadi lemah.

Nathan terkekeh sinis. Jari jarinya mengapit sebatang rokok dan menghisapnya dalam dalam.

"Perintah dari siapa?" Tanya Rizal kembali.

Pria itu hanya diam.

" Mengajakku bermain?"



BABAY!

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang