Dazzle -23

361 45 2
                                    

"Dari mana kamu Davian?" tanya seseorang ketika ia baru membuka pintu rumah.

Tentunya Davian yang tidak tahu apa-apa terlonjak kaget, sampai mengusap-usap dadanya. Terlihat di sana ada kakeknya, kedua orangtuanya, dan ketiga kawan laknatnya.

Lelaki itu menunjukkan seragam yang ia pakai lalu berkata, "Ya dari sekolah lah kek. Tuh, masih pakai seragam juga. Davian nggak pernah main ke luar kalau masih pakai seragam,"

"Kentut kamu! Kakek pernah diberitahu Doriam, kalau kamu suka pulang telat gara-gara nongkrong dulu." ejek kakeknya.

Davian langsung menatap tajam Doriam yang sedang mengalihkan pandangan. "Huh, terserah kakek deh. Davian mau mandi dulu," pamitnya.

Lelaki itu sedang mengalami mood yang tidak terlalu baik, akibat kejadian tadi. Setelah marah-marah kepada seorang gadis, entah mengapa ia merasa bersalah.

Tapi, dengan cepat ia sangkal. Toh, tuh cewek yang salah juga. Udah tahu kembarannya mau niat jahat, malah di support.

Tak jauh kakinya melangkah, Davian kembali dipanggil oleh kedua orang tuanya. Dengan terpaksa, ia berbalik.

"Ada apa?" tanyanya.

"Kami dengar, di sekolah kamu ada yang terkena bully ya? Dan korbannya adalah cewek yang kamu lagi dekati?" tanya Ayahnya.

Lelaki itu mengangguk.

"Lalu, yang jadi tersangka .... adalah Anastasya? Anak yang kemarin baru ke sini--mantan kamu?" lanjut ayahnya. Dan lagi-lagi Davian mengangguk. "Eh, koreksi pa, bukan mantan!" sanggahnya.

Sedangkan ibunya terlihat bersalah dan khawatir. Mungkin beliau masih shock karena gadis yang ia sayang kemarin, bisa berbuat sedemikian rupa.

"Terus, apa yang akan kamu lakuin kedepannya?" tanya ayahnya, lagi.

"Ha? Maksud ayah?" Bingung Davian.

"Gini loh anak mama yang paling ganteng, kamu kan deketin yang gadis yang di bully tadi kan? Dengan maksud dan tujuan yang tidak tulus pula. Kalau dia tambah stress karena kamu sakiti, gimana? Kamu nggak kasihan?" jelas ibunya.

Tentu, ibu negara itu tahu betapa sakitnya bila di posisi Zueny. Gadis polos, cerdas, dan berisi itu sekarang pastinya mengalami trauma dan stress. Di tambah kelakuan anaknya yang sembrono dan keras kepala, seenaknya mendekati seseorang dengan niatan tidak tulus hanya demi mendapatkan sebuah pengakuan berupa pujian berlebihan yang biasa di lontarkan gadis lainnya.

Ia pun sudah lelah memberi tahu Davian untuk berhenti mempermainkan anak orang. Terlebih ibu Davian juga teringat kelakuan anaknya dulu, sebelum yang sebenarnya terungkap.

Ketika gadis itu benar-benar suka dan kagum dengan anaknya, kurang ajarnya, justru Davian mencampakkannya dan membuatnya menjadi pendedam dan terobsesi dengan anak semata wayangnya. Terlebih menyakiti orang yang tidak bersalah.

"Lebih baik kamu berhenti sebelum menyesal," saran kakeknya.

Davian terdiam. Ia sangat tahu apa yang di maksud kan oleh keluarganya. Tapi, kata-kata dan bayang-bayang ketika Zueny tak tertarik kepadanya membuatnya runtuh. Ego-nya seolah tak terima dan harus membuat Zueny menyukai dirinya.

"Dan gue nggak akan biarin lo nyakitin Zueny," ujar Jaguar. Lalu Reiko pun menyahut, "Gue juga bakal hajar lo, kalau lo nyakitin temen gebetan gue."

Tapi dengan santainya Davian mengangkat bahunya lalu pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata.

Tentunya yang ada di sana, memijat keningnya karena kelakuan Davian yang sepertinya tidak punya rasa bersalah. Ibu Davian menatap ke arah suaminya lalu berkata, "Aku takut, dia seperti mu yang dulu yah."

DAZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang