Setelah kejadian di mana Davian di jebak oleh Ayla untuk pergi ke tempat yang paling sangat di hindari, lelaki itu benar-benar mengabaikan Ayla dan memilih untuk mengurung diri di kamar.
Dia belajar sebagai pengalihan pikiran tentang hal-hal buruk di masa lalu.
"Gangguan yang di alami Davian, faktor risikonya adalah pola asuh orang tua yang berlebihan. Dengan kata lain, kalian terlalu banyak memberikan pujian serta terlalu memanjakannya, "
"Arghh, suara itu lagi!" pikir Davian.
"Sebenarnya, gangguan ini penyebabnya tidak di ketahui. Namun diduga bahwa faktor biologis, genetik, dan sosial mempengaruhi seseorang hingga mengalami gangguan kepribadian ini."
Davian menghentikan kegiatan belajarnya dan memilih untuk mendengarkan musik lewat headphone dengan volume keras.
"Pengobatan yang bisa dilakukan adalah psikoterapi."
"Nggak, gue nggak butuh kayak gitu! Gue normal! Kenapa gue harus dipaksa ke tempat orang itu?! " teriak Davian.
Tak lama terdengar suara langkah kaki dari luar kamar. Namun karena Davian menggunakan headphonenya, ia tak mendengar apapun kecuali musik yang terputar di sana.
"Dav! Woy, kenapa lo teriak-teriak?!" panggil Jaguar yang ternyata mampir ke rumah lelaki itu.
Reiko yang juga ada di sana berusaha menggedor-gedor dan mengintip dari celah manapun. Dengan inisiatifnya, Reiko menyuruh Jaguar untuk berjongkok.
Tentunya Jaguar bingung. Namun dengan paksa, Reiko menundukkan badan lelaki itu dan dengan seenaknya naik ke punggungnya. Jaguar yang tak siap, hampir oleng.
"Gila, badan lo berat banget ko!" keluh Jaguar.
"Diem lo! Jaga cepetan berdiri lah! Nggak bisa lihat ke dalam gue," ujar Reiko dengan seenaknya.
"Kalian berdua ngapain sih?" tanya Doriam yang baru saja datang.
"Reiko, bangke! Lo makan apaan sih? Berat banget anjir!" umpat Jaguar yang sudah mulai kewalahan menahan beban temannya itu.
Sedangkan Reiko berusaha untuk mengintip ke dalam kamar Davian melalui ventilasi yang berada di atas pintu. Di sana ia melihat Davian yang berguling-guling dan memperagakan seorang petinju yang melakukan aksi dengan menutup mata.
Davian juga sesekali menjambak rambutnya serta membenturkan wajahnya ke bantal.
"Wah, anjir! Cepetan bantuin Davian! Dia kesurupan woy!" ucap Reiko panik.
Saking paniknya, Reiko dengan cepat melompat turun dari pundak Jaguar. Hal itu mengakibatkan Jaguar terjungkal ke depan dan menabrak pintu kamar Davian. "Wajah gue ..." lirih Jaguar.
Doriam dengan cepat berusaha mendobrak pintu itu. Butuh sekitar tiga sampai empat kali dobrakan, batu terbuka. Dan sialnya, Jaguar yang masih menempel pada daun pintu harus jatuh ke depan karena pintu yang tiba-tiba terbuka.
Tanpa memperdulikan Jaguar, mereka berdua langsung menyerobot masuk dan memegangi kedua tangan Davian.
Tentu saja Davian sangat terkejut ketika tiba-tiba ada orang yang memegang kedua tangannya. "Woy, ngapain lo pegangin tangan gue!" kata Davian.
Mereka berdua seolah tak mendengar dan peduli. "Jag, cepet lo bacain ayat kursi! Keluarin setannya!" perintah Reiko.
Jaguar perlahan berdiri dan melangkah menuju Davian. Lalu membacakan ayat kursi, "Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu---"

KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Teen FictionDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...