"Di kamus hidup gue itu nggak ada yang namanya gue jelek. Gue dari lahir sampai nanti pasti ganteng! Mau gimana pun dan dimana pun gue tetep ganteng, titik! Dan itu mutlak!"
****
MINGGU pagi, pukul 06.00 WIB seorang lelaki tampan tengah berjoging di sekitar taman. Memakai kaus oblong putih, celana pendek selutut, sepatu berwarna putih, headset terpasang di kedua telinganya.
Peluh keringat mulai membasahi dahi dan tubuhnya. Dengan mimik sok serius tapi terselip tebar ketampanan, membuat perempuan yang ada di sekitar taman terpana.
Dengan sengaja, ia malah tersenyum dengan manis. Membuat para kaum hawa makin menjerit dan mulai membicarakan ketampanannya.
"Ayo, terus puji gue. Seneng lahir batin plus awet muda terus nih gue!" batin lelaki itu.
Lelaki itu terus berlari kecil sambil tebar pesona. Dengan harapan Ada cewek yang cakep mau dengannya.
"Sini neng, Abang jomblo loh." batin lelaki itu.
"Heh, ternyata lo disini! Ninggalin aja lo seenak upil!" ucap lelaki lain.
"Ya mana tahu gue kalau lo ketinggalan. Kan gue fokus buat jogging dan menikmati ketenangan Ja," ucap lelaki itu.
"Halah alasan aja lo! Lo pasti fokus buat tebar pesona sama cewek-cewek kan? Hapal gue sama lo Davian!" ucap lelaki itu yang ternyata bernama Jaguar.
"Idih, siapa yang bilang? Lagian ya, gue diam aja mereka udah terpesona kok, gue nggak usah tebar juga banyak yang mau jadi pacar gue." ucap lelaki itu, Davian.
"Lagian ya, lo itu tinggi, langkah lo juga pasti gede, ngapain lo sok-sokan di belakang? Jangan-jangan lo kali yang tebar pesona," tuduh Davian.
"Enak aja! Gue lagi ngobrol bentar sama Reiko. Biasa, game baru!" ucap Jaguar.
Davian hanya bodoamat. Ia tidak terlalu suka game, dia hanya mengagumi kegantengannya dan fokus untuk mengikuti update dari sekolah. Barang kali ada baru, kan lumayan bisa di jadikan bahan ghibah.
Astaghfirullah, tambah dosa.
"Eh, katanya lo kan sama Reiko? Mana tuh bocah? Kok lo sendirian?" tanya Davian.
"Oh, dia? biasa, panggilan alam." ucap Jaguar.
"Ha? Emang alam manggil kayak gimana? Kok gue gak pernah tau?" tanya Davian.
Jaguar kaget. Dalam benaknya bertanya-tanya, Davian ini lahir di jaman apa sih? masa istilah 'panggilan alam' nggak tahu?
"Lo nggak tahu?? Demi apa?! Astaga, Davian umur lo itu bukan dua belas lagi! Lo tuh udah 17! Masa lo nggak tahu?" ucap Jaguar.
"Lo kok belibet sih? Tinggal bilang aja susah! Maksud lo apaan panggilan alam? Dia ke hutan gitu?" ucap Davian.
"Panggilan alam itu ya, saat perut mulai bereaksi karena kebanyakan makan." ucap Jaguar.
"Oh, kekenyangan?" ucap Davian.
"Bukan goblok! Ya kali kekenyangan, emang lo selama ini kalau kekenyangan perutnya bereaksi gitu?" tanya Jaguar.
"Yaiyalah, kan rasanya kayak penuh. Bereaksi kan?" ucap Davian.
"REIKO LAGI BERAK GOBLOK! GITU AJA NGGAK NGERTI-NGERTI ASTAGA!" bentak Jaguar.
Karena suara Jaguar cukup besar, orang-orang di sekitar juga mendengar. Mereka mulai berbisik membicarakan Jaguar.
"Ih, ganteng-ganteng omongannya ngga sopan. Mana kita lagi makan." celetuk salah satu pengunjung taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Teen FictionDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...