"Nggak apa-apa kalau kamu bikin aku nangis, jadi pelampiasan, sampai muak ketemu aku. Aku hanya tinggal menunggu penyesalanmu."
****
Sepanjang hari ini, semuanya tampak lebih normal. Ya, walaupun Zueny setiap istirahat harus mencari Davian untuk membicarakan tentang terapi pengobatan.
Lalu, Davian juga tak henti-hentinya bahkan tak sungkan untuk membentak dan menegaskan bahwa ia normal, Zueny hanyalah orang luar yang tak pantas ikut campur, dan menyuruh gadis itu untuk berhenti mengikutinya setiap jam istirahat.
Kadang, lama-kelamaan Jaguar, Doriam dan Reiko kasihan pada Zueny karena terus-menerus dibentak dan secara tidak langsung dipermalukan di publik.
Tapi gadis itu kekeuh dan tak menyerah. Ia selalu kembali lagi untuk menemui Davian.
Seperti saat ini. Ketika para siswa-siswi memilih untuk cepat pulang, justru Zueny dengan setia menunggu Davian di depan ruang kelasnya.
"Ck, lo lagi." ucap Davian ketika ia baru keluar dari kelas.
"Eum, Dav---"
"Stop! Gue udah muak sama kata-kata lo yang bujuk gue supaya gue ke psikiater! Kayaknya lo yang butuh ke sana, udah kumat lo?" ejek Davian.
Kata-kata pedas itu benar-benar menusuk hatinya. Dia tahu kalau dirinya memang mengidap depresi berat, bahkan kadang setiap malam masih kambuh. Tapi jika ada orang yang mengatakan hal seperti itu, sungguh keterlaluan.
Gadis itu ingin sekali melampiaskan balik. Tapi tak punya nyali sebesar itu. Ia hanya diam sambil menahan air matanya keluar.
"Dav, kayaknya lo udah kurang ajar banget deh." ujar Reiko.
Lelaki itu malah tersenyum mengejek. Ia memang sengaja mengucapkan kata-kata pedas itu agar Zueny berhenti melakukan hal yang membuatnya risih dan muak.
"Nggak apa-apa kok. Aku nggak akan nyerah buat ngingetin kamu. Bagaimanapun, ini amanat dan demi kebaikan kamu juga." balas Zueny dengan senyuman.
Lelaki itu meninju tembok sebelahnya lantaran kesal. Ia memilih pergi dari sana, diikuti ketiga temannya.
Zueny juga berinisiatif untuk menyusul lelaki itu. Toh, mereka parkir di tempat yang sama.
Tapi saat berada di gerbang depan, Zueny dan yang lainnya bisa melihat Jihan berlari ke arah mereka.
Gadis pintar yang sudah lama tidak terlihat wujudnya, kini tiba-tiba muncul dengan wajah yang sepertinya .... Marah?
Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Doriam. Semua orang tentunya sangat terkejut.
Jihan dengan cepat mencengkeram kerah seragam Doriam dan mengumpat-umpat, "Lo ternyata diam-diam cowok paling brengsek ya! Lo menghalalkan segala cara buat dapetin gue, iya?! Bukannya gue suka sama lo, malah gue jijik tolol!".
Davian langsung melerai keduanya. Zueny juga, ia berusaha membawa Jihan ke sisinya dan menenangkan.
"Heh cewek bar-bar, lo kenapa datang-datang nampar gak jelas ke temen gue?" tanya Davian.
Justru Jihan terkekeh. Sepertinya mereka bertiga tidak tahu kelakuan bejat dari temannya sendiri. "Temen, lo bilang? Temen mana yang ngelakuin cara paling busuk dan hampir celakain temennya sendiri hanya karena cemburu, ha?!" sinis Jihan.
Reiko dengan cepat menghampiri Jihan dan meminta penjelasan. Gadis itu menceritakan segalanya, tentang semua teror dan bahkan kecelakaan yang di sengaja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Teen FictionDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...