SEPATU hitam itu tampak lusuh dan basah. Terlihat warna coklat menimpa warna hitam. Rambut serta seragam yang basah, badan yang menggigil kedinginan. Tak hanya itu, tas serta buku-buku pelajarannya pun ikut basah.
Lagi. Semua ini terjadi lagi. Entah mereka iri atau benci padanya. Tapi selalu ada orang-orang yang mengerjainya, separah ini.
Gadis itu berjongkok dalam bilik kamar mandi sambil menangis lirih. Niatannya untuk segera pulang ke rumah, justru harus terhenti di sini. Sungguh, kejam sekali mereka memperlakukannya.
Ia merasa tak pernah mengusili bahkan berbicara dengan mereka, tapi mengapa mereka melakukan ini? Sakit, itu yang dirasakan dalam batinnya. Rasanya tak ingin kembali, tapi tak ingin ayahnya kecewa.
Flashback...
BEL pulang sekolah telah berbunyi dengan keras. Para guru pengajar pun sudah mulai mengakhiri pembelajarannya. Para siswa juga sudah dengan semangat memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas.
Setelah melaksanakan rutinitas sebelum pulang seperti berdoa dan memberikan salam, para murid segera berhamburan keluar kelas dan pergi pulang atau melakukan kegiatan masing-masing.
Zueny. Gadis itu seperti biasa akan keluar pada bagian terakhir. Setelah dirasa cukup sepi, gadis itu segera keluar dan menutup pintu kelasnya.
Saat berjalan menuju gerbang, rasanya ia ingin buang air kecil. Gadis itu memutuskan untuk berbalik dan pergi ke toilet.
Zueny sedang buang air kecil. Namun tiba-tiba terdengar suara cekikikan beberapa perempuan di luar bilik toilet. Ia sudah berfirasat buruk.
Ketika merasa sudah selesai, Zueny segera beres-beres untuk keluar. Tapi tiba-tiba ada air kotor yang menyiram dari atas kepalanya.
Suara tawa itu semakin keras terdengar. Zueny merasa tak mengenal siapa yang tertawa.
"Makanya, jangan deket-deket pangeran kita! Itu akibatnya! Gue yakin, setelah ini lo bakal malu banget. Dan pangeran Davian bakal jijik sama lo!" ucap seorang gadis dari luar.
"Haha, selamat kedinginan lo di sana! Yuk cepetan kita cabut!" ucap temannya.
Sedangkan Zueny. Gadis itu langsung berjongkok dan menangis. Tak peduli ia akan dianggap cengeng. Kali ini, rasanya benar-benar menyakitkan.
Flashback off....
Setelah di rasa tenang. Ia segera kembali berdiri dan mengambil tasnya yang basah. Perlahan membuka pintu toilet dan pergi ke luar.
Ia berjalan dengan lemas. Badannya pun tak berhenti menggigil. Untung saja sekolah tak seramai tadi, jadi ia tak begitu malu.
"Eh, Zueny kamu kenapa??" tanya Reyhan yang tak sengaja melihat Zueny.
"Nggak apa-apa kok kak." ucap Zueny sembari berusaha untuk tetap tersenyum.
"Tapi kok kamu basah begini??" tanya Reyhan.
Zueny menggeleng. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang saja. Badannya juga sudah terasa tidak enak.
Reyhan mencoba membantu memapah Zueny. Walaupun gadis itu beberapa kali sudah menolak.
Tapi saat kulitnya menyentuh lengan Zueny, ia merasakan sengatan panas. Sepertinya Zueny demam! Hal itu membuat Reyhan semakin khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Fiksyen RemajaDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...