JAM istirahat pun berbunyi. Waktu yang pas untuk mengisi perut yang sedari tadi meronta-ronta minta di isi. Para murid di kelas Zueny segera menuju ke kantin untuk membeli makan. Sisanya di kelas sedang memakan bekal mereka.
Kali ini, Zueny lupa membawa bekalnya. Padahal bekal tadi sudah ada di meja makan, tapi Zueny lupa untuk mengambilnya.
Terlebih uang sakunya juga tertinggal di dalam laci meja di dalam kamar. Sungguh sangat tidak beruntung ia hari ini.
Zueny memutuskan untuk meminum air mineral yang ia bawa, setelah itu membaca novelnya sebagai pengalih rasa lapar.
Saat sedang menghayati membaca novel, ia mendengar ketukan jendela yang berada di samping kirinya. Terlihat anak sekolah sebelah sedang melambaikan tangannya dan tersenyum pada Zueny.
Gadis sekolah sebelah yang terkenal cantik, tidak sombong, sedikit pecicilan dan galak itu merupakan satu-satunya anak yang sedang mendekati Zueny untuk berteman.
"Hai Zueny!!! Lagi ngapain nih? Lo nggak makan ya? Oh, ternyata lo lagi baca novel ya? Novel apa? Siapa tahu gue pernah baca. Seru nggak Zu? Kapan-kapan kita ke toko buku bareng yuk! Eh, gimana kalau besok kita pergi pas pulang sekolah?" ucap gadis itu.
Gadis yang bernama lengkap Jihan Diantoro itu terus mengoceh untuk mengajak interaksi bersama Zueny. Walaupun hanya mendapat balasan anggukan dan deheman saja.
"Wih, ngomong sama siapa lo kis? Anak sekolah sebelah ya? Eh ternyata ada cewek cantik! Hai cantik, mau kenalan nggak sama gue?" ucap teman lelaki sekelasnya.
"Idih, siapa juga yang mau kenalan sama lo! Dasar muka buaya darat, lihat yang cantik aja langsung ajak kenalan!" ucap Jihan.
"Biarin dong, suka-suka gue lah. Lagian ngapain lo mau temenan sama si bukis jelek ini? Lo nggak malu apa?" tanya lelaki itu.
"Heh, ngapain malu temenan sama cewek baik? Lagian ya gue nggak Mandang fisik, tapi akhlak! Dan lo nyebut temen gue apa, bukis? Sekali lagi gue denger lo ngatain temen gue kayak gitu, gue bakal tendang pantat lo itu biar tambah tepos!" ucap Jihan.
Zueny hanya diam mendengar perdebatan kedua orang absurd itu. Tapi ketika ia pikir-pikir, kenapa gadis cantik nan pintar itu mau berteman dengan orang sepertinya? Apakah tak malu? Lagipula, Zueny juga sering menghiraukan setiap gadis itu berbicara.
Sepertinya anak sekolah sebelah ini adalah anak yang sangat keras kepala. Tak peduli berapa lama ia dihiraukan, namun tetap bersikukuh untuk mengajak berkomunikasi.
"Udah lah, mending gue balik ke kelas aja. Zueny jangan lupa ya lusa sore bareng gue ke toko buku!" ucap Jihan.
Lalu gadis itu pergi meninggalkan Zueny yang terus membaca novelnya.
"Dih, cantik-cantik galak, cerewet lagi! Lagian mau gitu temenan sama bukis yang jelek, gendut, hitam ini?" ucap teman lelaki itu.
Lelaki itu kembali ke bangkunya dan mengobrol bersama teman sebangkunya.
Sementara itu, Davian tengah menunggu Zueny di kantin. Ia mengira Zueny akan ke kantin hari ini, jadinya bisa sekalian deketin.
"Eh Jag, lo tau di mana si bukis nggak? Kok gue tungguin dari tadi nggak datang-datang tuh anak?" ucap Davian pada Jaguar.
"Ya mana gue tau Dav, lo kira gue emaknya apa? Lagipula namanya Zueny bukan bukis, lo kira kue apa." ucap Jaguar.
"Itu pukis bege!" timpal Reiko.
"Terserah lo pada deh. Mending, gue nyamperin ke kelasnya aja lah." ucap Davian.
Saat Davian ingin beranjak dari kursinya, tiba-tiba Doriam datang membawa beberapa makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Teen FictionDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...