ZUENY tengah tergopoh-gopoh membawa setumpukan buku yang akan di bawa ke perpustakaan. Untuk ke perpustakaan, ia harus melewati lapangan basket yang kini tengah dipakai oleh kelas XI IPA 1.
Saat menuju pinggiran lapangan, Zueny melihat beberapa anak perempuan sedang berkumpul sendiri, sedangkan anak lelaki sedang memainkan bola basket bersama.
Langkah kaki Zueny berhasil melewati lapangan itu dari samping. Kini, ia berjalan perlahan menuju perpustakaan. Tapi, kebetulan jalan yang di lewati Zueny merupakan bagian belakang ring basket, jadi sangat rawan untuk terkena.
Di lapangan, Reiko tengah mengendalikan bola agar bisa masuk ke dalam ring. Tapi entah dia yang terlalu tinggi, atau lemparannya yang kebablasan, bola itu dengan mulus melewati papan ring basket menuju Zueny.
Melihat itu, spontan anak-anak yang ada di sana berteriak memperingati Zueny agar menyingkir.
Buk!
Terlambat. Zueny yang kala itu tengah keberatan, serta mendadak diperingatkan menjadi bingung dan tidak cepat tanggap melihat arah datangnya bola.
Alhasil, bola itu mengenai punggung Zueny dengan keras. Hal itu membuat Zueny tersungkur ke depan bersama buku yang dia bawa.
Melihat itu, guru olahraga serta murid-murid yang lain segera menghampiri Zueny.
Mereka membantu Zueny untuk berdiri dan membersihkan sisa-sisa tanah yang berada di seragam Zueny. Untungnya Zueny tidak terluka, namun hal itu masih terasa sakit sekaligus memalukan.
Davian dengan sigap mengambil buku-buku yang berserakan di atas tanah.
Reiko dan kedua temannya langsung menyusul Davian.
"Dia bisa jatuh juga kena bola?" bisik Reiko pada Doriam yang berada disebelahnya.
Mendengar pertanyaan bodoh itu, Doriam langsung memukul punggung Reiko dengan keras.
"Bego banget sih lo! Ya jelas bisa lah, orang lo ngelemparnya pake tenaga bego! Cepet minta maaf lo! Nggak lihat apa Jaguar udah melototin lo dari tadi?" ucap Doriam. Lalu ia mendorong Reiko menuju Zueny.
"Ehm, buki--"
Plak!
"Ngomong yang bener lo!" bisik Doriam.
"Sorry, maksud gue Zueny. Gue minta maaf ya, gara-gara gue ngelemparnya ketinggian lo jadi kena." ucap Reiko sambil menyodorkan tangan kanannya pada Zueny.
Zueny menerima jabatan tangan itu dan mengangguk. Ia berusaha mengambil tumpukan buku dari tangan Davian, namun bocah itu malah melangkah menuju guru olahraganya untuk izin membantu Zueny.
Setelah itu, Davian melangkah menuju perpustakaan mendahului Zueny. Melihat itu, Zueny segera menyusul Davian dan masih berusaha untuk mengambil buku dari tangan lelaki itu.
"Biar gue aja yang bawa. Lo tuh cewek, ngapain bawa-bawa buku sebanyak ini? Memang di kelas lo nggak ada ceweknya apa?" ucap Davian. Zueny tak menggubris ucapan lelaki itu, ia hanya pasrah mengikuti langkah Davian.
"Permisi Bu, ini buku-bukunya di letakkan di mana ya?" tanya Davian pada penjaga perpustakaan.
"Di taruh di pojokan ya, yang sebelah kiri sana. Di sana ada rak besar yang sudah ada tulisannya. Oh iya, yang bawa kertasnya siapa?" tanya ibu penjaga perpustakaan.
Zueny mengacungkan tangan. Ia memberikan kartu tanda pinjaman pada petugas tersebut. Sementara Davian, mengembalikan buku-buku pada rak nya.
Penjaga perpustakaan memeriksa kertas tersebut dan Zueny menandatangani sebagai tanda pengembalian buku.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Ficção AdolescenteDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...