-Kita semua pasti merasakan pahitnya kehidupan. Tak peduli dia itu cantik, tampan, biasa, ataupun yang dianggap tak good looking. Semua orang pasti merasakan, tapi dengan cara yang berbeda-
•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•
SETELAH Zueny beristirahat cukup, waktunya untuk pulang ke rumah. Awalnya Davian dan Jihan saling berdebat siapa yang mengantarkan pulang gadis itu. Tapi pada akhirnya, Zueny pulang bersama Jihan.
"Gue anterin Zueny pakai mobil. Lo daripada nganggur, mending bawa sepedanya aja!" ucap Jihan.
"Nggak bisa. Gue naik motor. Gimana bawanya coba?" tanya Davian.
Telunjuk Jihan mendarat di dahi Davian. di ketuknya dahi itu.
"Lo kan anak IPA 1. Pasti lo tau dong caranya. Mecahin rumus fisika aja bisa, masa mecahin kayak gini aja bingung." ucap Jihan.
Dahi Davian berkerut. Apakah maksud gadis tengil ini, ia bodoh dalam memecahkan masalah? Dan hanya bisa memecahkan rumus, begitu?
"Sudah. Lebih baik, aku pulang naik sepeda ku saja." ucap Zueny.
"Nggak! Lo harus pulang bareng gue! Biar cowok yang sok perhatian sama lo yang bawa sepedanya. Kan katanya tertarik dan suka. Masa bawain barang orang yang dia suka keberatan? Cih." ucap Jihan.
Zueny bingung. Ia merasa Davian hanya sekedar cari perhatian agar dia mengakui bahwa ia menyukainya. Tak pernah, ia mendengar kata-kata suka terlontar dari mulut lelaki itu.
"Mending gue aja yang bawa sepedanya bukis!" ucap Reiko.
Semua orang yang ada di UKS langsung mengalihkan pandangannya ke arah Reiko.
"Nah ini nih baru laki-laki idaman! Peka dengan keadaan! Yaudah, makasih ya siapapun lo! Yuk Zu kita pulang!" ucap Jihan.
Lalu gadis itu dengan semangat menggandeng Zueny keluar UKS untuk pulang bersamanya.
"Eh tunggu!" ucap Reiko.
Sontak, Jihan memberhentikan langkahnya.
"Eum, gue minta nomer lo dong!" ucap Reiko.
Jihan bingung. Mengapa lelaki ini meminta nomornya?
"Lo kan temen bukis. Otomatis temen gue juga dong! So, biar lebih dekat kita harus saling punya nomor dong." ucap Reiko.
"Ouh, oke. Catet ya! +628953962****." ucap Jihan.
Setelah memberikan nomernya, Jihan melanjutkan langkahnya untuk ke depan sekolah dengan Zueny.
Sedangkan Reiko tersenyum-senyum senang karena langkah pertama untuk pdkt sudah ia capai.
Lalu Jaguar menghampirinya. Lelaki setinggi 180 cm itu merangkul temannya yang sedang berbahagia itu.
"Gimana bro, seneng? Sorry ya. Bukan bermaksud ganggu kegembiraan lo. Tapi, mending sekarang lo urus sepedanya Zueny." ucap Jaguar.
Senyum Reiko pun langsung luntur. Reiko langsung memandang Jaguar dengan pandangan memohon.
"Eh, itu. Bantuin gue dong Jag! Kan lo tau kalau gue paling mager buat ngayuh sepeda. Lo yang paling rajin buat sepedaan di lapangan komplek." ucap Reiko.
"Oh, tidak bisa. Kan lo yang ngajuin diri dengan bangganya buat bawa sepeda Zueny. Jadi, lo lah yang harus bawa. Kenapa jadi gue?" ucap Jaguar.
"Lo sekali-kali bantuin gue lah. Kan gue tadi cuma pengen kelihatan keren di mata Jihan." ucap Reiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Fiksi RemajaDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...