BEL pulang telah berbunyi. Zueny membereskan buku-bukunya dan langsung mengambil sapu untuk piket yang kedua kalinya.
Ia memilih untuk pulang terakhir agar tak terlalu banyak siswa yang memperhatikannya.
Dengan wajah murung, Zueny menyapu bersama dua teman sekelasnya yang memang jadwalnya piket. Mulai dari pojok kelas, loker, sampai bawah meja guru tersapu bersih oleh Zueny dan yang lain.
Setelah selesai, ia mengembalikan sapu itu pada tempatnya. Lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar kelas. Saat di depan ruang kelas, Zueny menutup pintunya dan segera berjalan ke arah gerbang utama.
Di sana terlihat ada Davian yang tengah bersandar di pagar, sambil memberikan senyuman manis pada para siswi yang lewat.
Melihat Zueny keluar, Davian langsung menghadang jalan Zueny.
"Hai cantik, cemberut aja. Ada apa?" ucap Davian.
Zueny yang memang sedang bersedih, moodnya down, di tambah ada mahluk tampan tapi annoying yang membuat Zueny semakin enggan untuk berbicara.
Ia hanya diam dan menunduk. Zueny berusaha pergi dari hadapan Davian, namun lelaki itu sepertinya sangat gencar tidak membiarkan Zueny pergi begitu saja.
"Lo kenapa sih diem aja? Sariawan? Atau nahan berak?" tanya Davian.
Zueny hanya diam saja. Ia sedang tak fokus dengan ucapan Davian, ia masih memikirkan kejadian tadi.
Bruk!!
Tiba-tiba tubuh Zueny di tindihi oleh Davian.
"Argh, siapa yang seenaknya nendang bokong gue?!" teriak Davian.
"Heh minggir lo pakboy dari temen gue!" ucap seorang gadis.
"Sialan lo! Dendam apasih lo sama gue?" ucap Davian.
"Lo kira gue nggak tahu apa yang lo lakuin sama temen gue?! Lo pasti mau tebar gombalan PHP buat nipu! Kalau nggak lo mau ngejek-ngejek kan?!" ucap perempuan itu.
"Fitnah banget sih lo! Gue gak ngapa-ngapain dia tau?" ucap Davian.
Mata Zueny yang berkaca-kaca terlihat oleh perempuan di depannya. Perempuan itu langsung mengamuk pada lelaki yang tak ia kenal itu.
"HEH LO APAIN TEMEN GUE? KOK DIA NANGIS!" ucap perempuan itu.
Lalu sekali lagi, Davian di tendang bokongnya dengan keras sampai memeluk Zueny.
"Heh, tangan lo! Gak usah modus-modus sama temen gue!" ucap perempuan itu.
"Duh sial banget gue! Punya dosa apa gue sama lo? Teman bukan, sahabat bukan, pacar bukan, mantan juga bukan!" ucap Davian.
"Heh dosa lo itu sama temen gue! Salah siapa lo mau deket-deket temen gue! Dari tampang lo, kayaknya lo itu playboy ya! Lo mau jadiin temen gue mantan yang ke berapa ha? Ke seratus?!" ucap perempuan itu.
"Mantan gue cuma lima ya! Gila aja sampai seratus. Dan inget ya, gue orangnya S-E-T-I-A ! Jangan samain gue sama playboy cap kambing yang nggak punya modal di luar sana!" ucap Davian.
"Banyak cingcong ya lo ternyata! Udah gue nggak mau debat sama lo! Yuk Zu, mending kita bal---eh, temen gue mana?" ucap perempuan itu.
Davian menaikkan bahunya dan meninggalkan perempuan bar-bar itu. Lebih baik, ia menyusul Zueny di tempat ayahnya yang cukup terkenal.
Ia melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah yang sudah di tunggu para sahabatnya.
"Yuk, cabut!" ucap Davian seraya menaiki sepeda motor nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE [COMPLETED]
Fiksi RemajaDavian Marven, lelaki dengan ketampanan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ia yang biasa di puji para kaum hawa hingga banyak yang ingin memiliki. Namun, ketika ia bertemu dengan perempuan gendut, jelek, pendiam, penyuka tokoh fiksi beserta novelnya...