Don't Like Don't Read.
.
.
.
.
Waktu begitu cepat berlalu, hari berganti hari. Tak terasa pula hari ini adalah hari di mana Naruto akan membuktikan kemampuannya, hanya untuk memberikan uang sebesar 50 juta Yen sebagai jaminan untuk Boruto. Setelah sebulan lamanya ia berlatih mengasah kembali kemampuan bertarungnya, jatuh bangun serta begitu banyak luka lebam pada tubuhnya tak menyurutkan tekad Naruto untuk mengembalikan kekuatan bertarungnya. Tentu, tak lupa dengan bantuan Kakashi yang dengan suka rela memberikan pelatihan untuk Naruto.
Rasa simpati Kakashi atas apa yang menimpa Naruto, membuat hatinya tergerak membantu, setelah mendengarkan cerita pahit yang dilalui oleh Naruto selama ini. Bagaimanapun juga, Naruto adalah salah satu petarungnya yang handal dan banyak di jagokan oleh khalayak yang menonton, yang memang suka dengan permainan adu gulat tersebut.
Nenek Chiyo beserta yang lain pun ikut pergi untuk menonton pertarungan yang akan Naruto lakoni.
"Naruto." suara melengking dari seorang gadis dibelakangnya membuat Naruto menoleh begitu juga yang lain. Mendapati sosok Shion yang tengah berlari tergesa menuju ke arah mereka berdiri.
"Huufftt... Syukurlah aku tidak terlambat!" ujarnya dengan napas yang tersengal, "Aku juga ingin ikut, boleh 'kan?!" tanyanya kemudian.
Naruto tersenyum simpul, lalu mengusap kepala Shion dengan lembut, "Tentu saja boleh. Kau 'kan adikku," Shion mendongak pun tersenyum simpul mendengar ucapan Naruto yang menganggapnya sebagai seorang adik sekarang. Walau jauh di lubuk hatinya, ada setitik rasa kecewa dan sakit di sana. Namun Shion berusaha menekan rasa itu semua. Tak apa, setidaknya dirinya punya posisi yang baik dihidup Naruto, walau itu hanya seorang adik saja. Dan memang, semenjak terakhir kali penolakan itu, Naruto tak membatasi jaraknya kini dengan Shion. Tak di pungkiri dia senang bisa mengenal gadis seperti Shion yang begitu ceria dan hangat walau sedikit cerewet juga centil, namun karena sudah tahu dan terbiasa dengan sifatnya Shion, Naruto pun memahaminya.
"Ya sudah kalau begitu, kita berangkat sekarang?! Nanti kau bisa terlambat Naruto!" ajak Kiba dan mengingatkan waktunya yang memang semakin mempet.
"Kiba, kau yang bawa mobil ku. Kita semua tidak akan muat di satu mobil kecilku itu, biar aku membawa motor saja," Gaara menyerahkan kunci mobilnya pada Kiba yang tentu di terima Kiba dengan mengangguk patuh.
Saat semua akan naik ke dalam mobil, Gaara mencengkal tangan Shion sehingga membuat langkah gadis itu terhenti. Shion menoleh dan mengernyit heran menatap Gaara, "Kau ikut dengan ku saja," ucap Gaara cepat seakan mengerti akan apa yang Shion tanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...