***Naruto berjalan pulang bersama Kiba hari ini, sesekali terdengar suara tawa diantara keduanya, bercengkrama tentang bagaimana tumbuh kembang putra mereka masing-masing.
"Naruto tak terasa ya sudah 1 setengah tahun kau tinggal di sini, perasaan baru kemarin rasanya."ujar Kiba sambil terkekeh kecil ditengah perjalanan mereka.
"Hm, kau benar Kiba."timpal Naruto dan menatap langit yang nampak mendung sore ini.
"Ngomong-ngomong bagaimana dengan Boruto? Sudah sampai mana tumbuh kembangnya? Pasti dia semakin lincah dan menggemaskan ya.?"tanyanya lagi menatap Naruto.
"Hm, kau benar, Boruto semakin lincah saja merangkak ke sana kemari, menggemaskan? tentu saja, semakin hari dia semakin menggemaskan untukku."jawabnya dengan terkekeh kecil. Namun tidak dengan Kiba, ia mengernyitkan alisnya heran.
"Merangkak? Apa Boruto belum bisa berjalan.?"tanyanya penasaran.
"Sepertinya belum."
"Bukankah usianya sudah 1,5 tahun.?"
"Iya."
"Seharusnya diusia nya ini dia sudah bisa belajar berjalan, Naruto."
"Mmm...aku juga tidak tahu Kiba, mungkin aku yang kurang memperhatikan nya belakang ini, apa dia sudah bisa belajar berjalan atau tidak."jawab Naruto ragu, walau sebenarnya ia selalu memberikan perhatian pada sang anak tentu saja tapi, mengenai putranya yang sudah bisa berjalan atau tidak, dirinya memang tidak memperhatikan nya. Kadang karena terlalu lelah dirinya sesekali ketiduran saat bermain dengan sang putra.
"Hm jadi begitu, ya sudah kalau begitu selamat beristirahat kawan."ujarnya tak ingin melanjutkan pertanyaan yang ia ajukan barusan lalu menepuk bahu Naruto dan melangkah masuk ke pekarangan rumahnya.
Karena rasa penasaran yang mengganjal dalam benaknya Naruto kembali melangkahkan kakinya menuju tempat tinggalnya yang memang tak jauh dari rumah Kiba.
"Tadaima."
Naruto berseru senang kala ia sudah masuk ke dalam dan mendapati sang buah hati yang tengah bermain bersama nenek Chiyo.
"Okaeri Naruto."
"Yah..yah..."nampak sekali Boruto terlihat senang melihat ayahnya yang pulang bekerja, tangan mungilnya pun bertepuk tangan gembira.
Cup..
Naruto mencium puncak kepala Boruto lalu mengusapnya dengan gemas. "Ahh,, rasanya lelah Ayah hilang ketika melihat mu nak."kini tangan besarnya membawa Boruto ke pangkuannya.
"Tumben kau pulang terlambat.?"tanya nenek Chiyo dan ikut bahagia melihat keduanya.
"Iya nek, tadi ada sedikit kendala."jawabnya. "Kau harum sekali Boruto baru selesai mandi ya,hm? Lalu bagaimana harimu? menyenangkan kah,hm.?"Naruto bertanya kepada sang anak seraya kembali menghujani pipi tembam itu dengan ciuman dan Boruto hanya menjawab pertanyaan Ayahnya dengan kekehan kecil serta gumaman yang masih belum jelas. Celoteh khas seorang bayi.
"Oh iya nenek, ini aku membawakan mu makanan. Kebetulan tadi aku membelikan keperluan untuk Boruto juga."ujarnya seraya menyodorkan plastik yang berisi makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...