Don't Like Don't Read.
.
.
.
.
Ini masih flashback ya...
Hari bahagia untuk Hinata pun telah tiba, kendati usianya sudah memasuki 21 tahun, tak menyurutkan sang pengusaha kaya kepala klan Hyuuga tersebut untuk tak merayakan secara mewah ulang tahun putri semata wayangnya. Dan kini, di depan gerbang kediaman mewah pengusaha tersohor itu, sosok Naruto tengah berdiri memandang takjub kediaman sang kekasih.
Nampak sekali ia terlihat begitu gugup, bahkan ia menghela napasnya berulang kali. Berharap dapat menghilangkan rasa gugupnya yang semakin mendera. Mansion megah itu sudah penuh dengan tamu undangan, pun pakaian yang mereka kenakan terlihat begitu mewah juga mahal tentunya. Naruto melirik penampilannya sekilas, ia sedikit meringis, Naruto hanya mengenakan kemeja putih dengan lengan yang di gulung sebatas siku, di padukan dengan jeans hitam. Sepatunya pun sedikit kucel. Naruto takut akan membuat Hinata malu dengan kehadirannya yang sedikit berbeda dari yang lain.
"Apa yang kau pikirkan, Naruto. Kau tahu 'kan Hinata bukan gadis seperti itu?!" gumamnya kemudian, mengenyahkan pikiran buruknya pada sang kekasih. Sekali lagi Naruto menghela napasnya, ia datang ke sini dengan tekat yang kuat. Datang kemari tak hanya memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk Hinata tentu saja, tapi juga ingin menemui Ayah dari kekasihnya itu, meminta restu agar bisa menikahi putrinya.
Dengan kepercayaan diri yang sudah terkumpul, Naruto melangkah dengan pasti kedalam. Saat dirinya masuk, Naruto menoleh mencari sosok Hinata. Dan saat itu pula matanya fokus pada Hinata yang tengah bercengkrama dengan temannya, dan saat itu pula Hinata menoleh.
Ia tersenyum bahagia kala amethyst-nya melihat kehadiran sosok yang sudah ditunggu sedari tadi.Hinata berlari ke arah Naruto yang tengah berjalan pelan juga menuju dirinya. Tanpa sungkan, Hinata mengecup pipi Naruto, dan melingkarkan tangannya pada lengan berotot Naruto. Naruto tersenyum, kemudian melabuhkan kecupan dikening Hinata.
"Selamat ulang tahun, Hime. Kau terlihat begitu cantik, malam ini," ucap Naruto seraya memberikan sebuket bunga matahari pada Hinata. Terang saja, pujian sederhana itu membuat Hinata tersipu dengan rona merah menghiasi wajahnya. Naruto sendiri begitu terpesona melihat penampilan Hinata, dress ungu muda selutut dengan potongan model sabrina yang dikenakannya itu begitu pas membalut tubuh rampingnya. Rambut indigo-nya di gelung ke atas menyisakan anak rambut yang di buat ikal menggelantung di sisi wajah manisnya.
Hinata mencium bunga pemberian Naruto, dan sekali lagi memberikan kecupan manis di pipi sebelahnya lagi, "Terima kasih, Naruto-kun." tanpa Hinata sadari, aksinya tersebut malah membuat sang Ayah merasa geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...