Don't Like Don't Read.
.
.
.
.
Seorang wanita cantik dengan Surai indigo tengah berjalan pelan disepanjang jalan yang ia lewati. Mata amethyst-nya menatap bangunan-bangunan yang berjejer menjulang tinggi. Walau ini desa, namun Suna merupakan desa yang maju dan tak tertinggal akan gaya hidup modernisasi kota-kota besar lainnya. Sesekali Surai indigonya bergoyang mengikuti arah angin, terlalu lama mengurung dirinya dari dunia luar membuat Hinata merasa jenuh. Ditambah belakangan ini pikirannya kembali kacau dan terusik.Dengan nekat Hinata keluar dari rumahnya tanpa sepengetahuan siapapun. Walau dirinya baru pertama kali menginjakkan kakinya didesa Suna ini, tak membuat Hinata takut. Apalagi jika melihat lingkungan hidup didesa ini yang nampak damai walau sedikit panas dari pada Konoha.
Hinata membiarkan langkah kakinya menuntunnya entah kemana, yang Hinata inginkan saat ini mencari udara segar, dan berharap bisa mendapatkan petunjuk akan keberadaan orang yang telah lama menghilang dari hidupnya. Dan tentu juga keberadaan putranya yang paling penting.
Apalagi waktu itu dirinya melihat keberadaan sosok pria yang pernah mengisi hidupnya ada disini, bersama seorang anak laki-laki kecil yang Hinata yakini adalah anaknya. Andai saja waktu itu ia lebih cepat berlari keluar, mungkin saat itu keduanya sudah bertemu walau Hinata sendiri bingung harus bagaimana? marah? memaki pria itu, atau malah sebaliknya? Apalagi kesan terakhir mereka bersama tidak begitu baik, hingga mereka harus terpisah jarak dan waktu.
Kelopak dengan netra pucat itu tertutup, lalu menghembuskan napasnya yang terasa sesak kala mengingat potongan-potongan memori saat masih bersama dengan pria bersurai pirang tersebut, yang tak lain adalah mantan suaminya, Naruto. Kendati belum ada kejelasan tentang status hubungan mereka sampai sekarang namun, mengingat begitu lamanya mereka berpisah membuat Hinata telah menganggap mereka sudah bercerai. Apalagi dimata hukum.
Hinata menggeleng berusaha mengenyahkan pikiran yang memenuhi isi kepalanya, membuka matanya yang memejam dan sekali lagi ia menghela napasnya sebelum akhirnya memilih berjalan kembali mengelilingi kompleks tempat tinggal barunya.
'Kami-sama sekali ini saja, tolong pertemukan aku dengannya,' batin Hinata memohon.
.
Karena terlalu asyik dengan obrolannya, Naruto lupa dengan niatnya ingin istirahat. Lalu netranya tak sengaja menatap jam dinding dan melihat waktu yang sudah menunjukkan masuk waktu siang, yang berarti sebentar lagi Boruto akan pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...