Don't Like Don't Read.
.
.
.
.
"Hinata-san, dimana kau. Keluarlah!" Shion berteriak lantang saat memasuki mansion Hyuuga. Setelah dengan mudahnya mengelabui para penjaga gerbang di depan, tentunya dengan bantuan Gaara juga.
"Hinata-san!" tak hentinya Shion berteriak memanggil Hinata yang tak kunjung menampakkan dirinya.
"Bibi Shion...!!" Shion pun menoleh ke belakang saat suara Boruto yang berteriak memanggil menyapa gendang telinganya.
Boruto langsung memeluk Shion dengan erat, "Bibi Shion, syukurlah kau datang. Bawa aku ke tempat Ayah sekarang!" pintanya langsung dengan manik yang sudah basah oleh air mata.
"Boruto, ada apa?" Shion begitu khawatir melihat Boruto yang sudah menangis seperti ini.
"A-ayah... Paman jahat itu akan...
"Ada apa kau datang dan berteriak-teriak di rumahku, nona? Apa kau tak punya etika saat berkunjung ke rumah orang lain?" suara Hinata dari arah belakang menghentikan ucapan Boruto. Berjalan mendekati mereka dengan langkah kaki yang angkuh, "Lagipula, siapa yang mengizinkan kalian masuk lalu berteriak dengan lancang seakan rumah ini seperti hutan?!" manik rembulan itu memicing tajam menatap bergantian tiga orang dewasa yang ada di sana.
"Apa peduliku! Rumah ini memang layak di sebut hutan, karena penghuninya memiliki sifat yang sama seperti Binatang. Buas, liar dan penuh dengan kelicikan!" sentak Shion menjawab dengan amarah yang meluap. Membuat Hinata merasa geram mendengarnya.
"Kau... Lancang sekali bicaramu!" tunjuk Hinata memandang sengit ke arah Shion, baru saja tangannya terangkat untuk melayangkan tamparan pada wajah putih Shion. Sebuah tangan besar nan kekar menghentikan pergerakan Hinata.
"Aku tahu gadis ini sudah lancang berteriak di rumahmu Hinata-san. Tapi, selain itu ada hal yang lebih penting yang ingin kami sampaikan padamu," Gaara menjelaskan langsung maksud dan tujuannya kemari.
Lalu Gaara menarik tangan Shizuka, wanita yang sedari tadi terdiam itu agar lebih dekat dengan Hinata, "Wanita ini ingin menyampaikan kebenarannya padamu," lanjut Gaara kemudian.
"Apa maksudnya?" Hinata bertanya heran menatap Gaara, lalu mengamati dengan lekat wanita yang masih menutupi wajahnya dengan kain tersebut.
Shion berdiri di samping Shizuka, lalu dengan cepat menarik kain itu. Sehingga wajah buruk rupa Shizuka tertangkap oleh amethyst-nya.
"Kau lupa wajah wanita ini?" Hinata masih mencoba mengingat wajah wanita tersebut. Menatap dengan lamat-lamat wajah yang sebagiannya sudah rusak, hingga tak lama maniknya melebar sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...