Seminggu sudah berlalu, kini Boruto sudah melalui hari-harinya dengan normal layaknya teman sebayanya. Seperti minggu pagi ini, dimana ia sekarang berkumpul bermain bola bersama teman-teman nya di salah satu lapangan kecil tak jauh dari rumahnya."Boruto ! Oper bolanya padaku."teriakan salah satu temannya membuat Boruto menoleh. Namun, mendapati Iwabe yang lebih dekat dengan gawang lawan tanpa menunda lama Boruto pun mengambil ancang-ancang untuk menendang bola bundar tersebut .
"Iwabe."teriaknya namun, sepertinya Boruto menendang terlalu keras sehingga Bola tersebut melesat jauh dari jangkauan Iwabe.
.
"Dimana sih ponselku.?"seorang gadis dengan surai pirang itu berjalan dipinggir jalan dekat lapangan bola sambil merogoh ponselnya pada tas selempang nya,tanpa menyadari sebuah bola mengarah padanya.
"Huwaaaaa,,,,, Bibi awas..!!!"
Suara jeritan itu membuat gadis tersebut mendongak, dan matanya membola saat sebuah bola mengarah padanya, karena terlalu syok dia hanya bisa mematung hingga___
Buaghh...
Brukhh...
"Mati aku."lirih Boruto sembari menepuk jidatnya,ia pun berlari mendekati gadis pirang yang kini tergeletak pingsan disana.
"Ayaaaahhhhhh...!!"teriakan melengking Boruto menggema sampai-sampai Naruto yang tengah memasak tersentak kaget. Karena khawatir dengan suara teriakan Boruto, langsung saja Naruto berlari keluar takut hal buruk terjadi.
"Ada apa Boruto? Apa kau terluka ? Dimana yang sakit.?"tanya Naruto bertubi-tubi sesaat dirinya sampai di depan Boruto, mengamati tiap inci tubuh Boruto tanpa menyadari sosok wanita yang tergeletak di samping Boruto.
"Aku baik-baik saja Ayah."
"Sungguh? Lalu kenapa kau berteriak keras tadi.?"tanyanya lagi dengan suara yang sangat khawatir.
"I-itu...pingsan.!"
"Hah...pingsan? siapa yang pingsan?."bingung Naruto dengan alis terangkat.
Tangan kanan Boruto menunjuk pada seorang yang tergeletak pingsan disampingnya membuat Naruto melotot terkejut."Astaga Boruto, apa yang terjadi.?"tanya nya.
"Hehehe...Bola."
"Hmm...Bola.?"
"Iya tadi aku tak sengaja menendang bolanya terlalu keras hingga mengenai Bibi ini."jelas Boruto dengan kikuk.
Naruto menepuk jidatnya dan menghela napas, menatap putranya lalu menggeleng pelan. Naruto pun mengangkat tubuh wanita tersebut."Ya sudah kalau begitu ayo kita bawa dulu kerumah."ajaknya pada Boruto.
"Um.."Boruto menoleh pada teman-teman bermainnya. "Semua aku pulang dulu, lanjut nanti sore saja ya."teriak Boruto pada temannya. Lalu berjalan mengikuti Ayahnya dari belakang.
.
.
"Eengghh..."lenguhan itu terdengar membuat Naruto dan Boruto mendekat ke arah gadis yang tertidur di sofa usang milik mereka.
Mata itu perlahan terbuka setelah kurang lebih 15 menit tertutup. Menampilkan iris violet yang cerah,sejenak Naruto terpaku melihat iris yang mengingatkan nya pada wanita yang memiliki hatinya. Hanya saja warna mata Istrinya sedikit pucat tak cerah seperti gadis didepannya ini.
'Ah,,aku jadi merindukannya.'
"Akhirnya kau sadar nona, apa masih ada yang sakit.?"suara bariton itu menyapa gendang telinga sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...