Dua puluh

2.5K 284 159
                                    


Don't Like Don't Read

.

.

.

.

.

"Hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hinata." panggilnya lirih disertai air mata yang sudah mengalir dari wajahnya. Naruto benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Hinata-nya, wanita yang begitu ia rindukan pula satu-satunya wanita yang telah memiliki hatinya ada dihadapannya.

Mengabaikan tatapan sendu dan syarat akan kerinduan itu, "Lepas...!!" Hinata menyentak dan menarik kasar tangannya dari genggaman Naruto.

"Aku kesini hanya mengantar surat gugatan hak asuh Boruto!" ucap Hinata dingin yang membuat Naruto kembali terkesiap mendengarnya.


S

urat gugatan?



H

inata melempar amplop tersebut dan mengenai dada Naruto, "Sampai berjumpa di pengadilan, Naruto." desisnya tajam, baru saja dirinya berbalik untuk meninggalkan rumah tersebut. Akan tetapi, pelukan erat dari belakang mengurungkan langkah kaki Hinata.


"Jangan pergi, Hime. Aku mohon!" pintanya berbisik lirih dengan kening yang bertumpu pada bahu Hinata, "Aku mohon, sayang. Jangan menyiksaku seperti ini," tubuh dibelakangnya itu bergetar, pun Hinata merasakan bahunya yang basah akibat cairan liquid bening suami atau mantan suami? Entahlah.


Jantung Hinata berdegup kencang, matanya ikut memburam. Napasnya tercekat mendengar suara parau pria yang masih memeluk erat dirinya dari belakang. Pelukan yang masih sama Hinata rasakan, hangat. Walau pernah terpisah dengan waktu yang tak sebentar.

"Lepaskan aku!" dengan sekuat tenaga Hinata mencoba melepaskan pelukan tersebut. Berusaha tak terjebak dengan perasaan yang sama seperti dulu. Ia menguatkan diri, kendati hati tak selaras dengan pikiran dan tubuhnya.

"Tidak!"

"Jangan lancang memelukku seenak dirimu!" pekik Hinata dengan keras. Naruto mengangkat kepalanya, mengendurkan pelukannya kala indra pendengarnya menangkap penolakan keras atas dirinya.

Melihat kesempatan, Hinata pun tak membuang waktu melepaskan diri dari Naruto. Lalu berbalik menatap Naruto dengan tajam. Dengan cepat pula Naruto menangkup pipi Hinata, "Apa maksudmu berbicara seperti itu, Hime? Apa kau tak merindukanku juga, hm?" tanya Naruto bertubi dengan pandangan terluka juga tangan yang bergetar.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang