🌻🌻
Flashback On...
Hinata dan Naruto merupakan pasangan yang baru memadu kasih. Meskipun perbedaan bagai jurang terdalam yang memisahkan mereka, namun tidak membuat keduanya mengalami masalah dalam hubungan mereka. Hinata adalah putri satu-satunya konglomerat terkaya di daerah Konoha, ayahnya terkenal pengusaha yang paling berkuasa. Tentu kasta di antara mereka bagaikan langit dan bumi. Sedang Naruto hanyalah pemuda yatim piatu dengan hidup yang penuh kesederhanaan. Serta tumbuh dan besar di sebuah panti asuhan, Aiikuen, Suna.
Kini keduanya sedang menghabiskan waktu luang mereka untuk berkencan di Taman Fukasa, Konoha. Tempat di mana awal perjumpaan tak terduga bagi keduanya. "Kau mau es krim, Hinata?" tanya Naru ketika mereka mendudukkan diri di salah satu bangku taman. Panasnya cuaca membuat mereka merasa gerah dan memilih tempat yang rindang.
"Boleh!" dengan semangat Hinata langsung mengiyakan tawaran Naru, membuat Naru terkekeh melihat ke-antusiasan yang di perlihatkan oleh Hinata.
"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar ya," Naruto mengacak gemas surai Hinata sebelum melangkah pergi membeli ice cream untuk sang kekasih.
"Jangan lupa rasa vanilla dengan topping Oreo yang banyak!" teriak Hinata saat Naruto sudah sedikit menjauh dari tempat duduknya. Di sambut acungan jempol Naruto.
Rasa bahagia entah kenapa enggan berlalu dalam hati Hinata, semenjak pernyataan cinta Naruto padanya waktu itu. Pemuda yang mampu menarik atensinya sejak pertama kali jumpa di taman ini.
Love at the first sight!
Pemuda baik hati yang menolongnya saat di ganggu oleh beberapa pemuda nakal yang ingin merampas tas miliknya. Juga menolong dirinya memperbaiki senar biola miliknya yang putus karena menjadikannya sebagai pertahanan untuk melindungi dirinya sendiri.
Hinata tersenyum kala ingatannya kembali membawanya pada masa itu, hingga tak menyadari kehadiran Naru yang sudah kembali. Naru heran melihat Hinata yang tak berhenti tersenyum. Dengan jailnya Naru kemudian menempelkan cup ice cream tersebut pada pipi Hinata, yang langsung membuat sang empu tersentak kaget saat merasakan rasa dingin pada pipinya.
"Naru kau mengagetkanku!" pekik Hinata tersadar dan memukul lengan Naruto keras. Di sambut kekehan pelan oleh Naru.
"Kau senyum-senyum sendiri, memangnya apa yang kau pikirkan, hm?" kata Naru penasaran. Hinata tersipu malu, menyadari kala dirinya tertangkap tengah melamun dengan senyum yang tak berhenti mengurva dari bibirnya.
"Jadi?" tuntut Naru kembali. Hinata melirik Naru dan menggeleng pelan, Naru mengangkat alis merasa tak puas dengan isyarat yang Hinata berikan. Hinata menghela napas, mengerti akan keingintahuan Naru dari gelagatnya, "Aku hanya teringat pertemuan pertama kita," aku Hinata dengan wajah yang memerah menahan malu. Lalu dengan salah tingkah Hinata merebut ice cream yang ada di tangan Naruto dan langsung menyendokkan ke mulutnya.
Naru tergelak keras mendengar pengakuan Hinata, namun tak lama suara ringisan keluar dari mulutnya, dikarena kan bekas luka sobek di sudut bibirnya. Hinata sontak menoleh menatapnya, "Kau baik-baik saja, Naru?" tanyanya khawatir, memegang sebelah wajah Naru dan melihat luka sobek di sana.
"Kau habis bertarung lagi?" tanya Hinata kemudian, Naru mengangguk pelan memberi jawaban. Hinata kemudian meletakkan ice cream disebelahnya, lalu kedua tangannya kini memegang sebelah tangan kanan Naruto.
"Naru, bisakah kau berhenti dari pekerjaan mu itu?" pinta Hinata. Amethyst-nya menatap Naru dengan tatapan serius, Naru kemudian menangkup tangan Hinata dengan sebelah tangannya, membawanya ke dalam kecupan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...