🍥🍥"Ayah.!!"
Naruto menoleh saat namanya dipanggil dengan sedikit keras oleh Boruto, membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Ah... maafkan Ayah Boruto karena tak mendengarkan mu."jawab Naruto mengusap surai kuning milik putranya dengan gemas.
"Aishhh...Ayah jangan merusak tatanan rambutku."gerutunya dengan bibir manyun menatap sang Ayah yang malah terkekeh.
"Hei...rambut acak-acakan itu terlihat keren tahu."gelaknya menggoda duplikat nya ini. Ya, kini Boruto sudah menginjak usia 8 tahun dan sudah bersekolah.
"Hm,,,begitukah Ayah? lalu apa sekarang aku sudah terlihat keren seperti Ayah?."tanyanya polos semakin membuat Naruto gemas melihat ekspresi wajah putranya ini.
"Tentu, kau terlihat sangat keren tapi tetap Ayah yang lebih keren."ungkapnya dengan percaya diri melirik Boruto yang terlihat mengerucutkan bibirnya tak terima dengan ucapan sang Ayah, tak ayal Naruto semakin dibuat tergelak melihatnya.
Boruto yang merasa di goda Ayahnya langsung menerjang tubuh Naruto yang menjulang disampingnya. Pemandangan yang indah bagi siapa saja yang melihatnya, sederhana memang saling menggelitik perut satu sama lain hingga kedatangan Kiba menghentikan aksi Ayah dan Anak ini.
"Boruto kau bisa telat sekolah kalau kalian masih bermain seperti itu."interupsi Kiba menghentikan Naruto dan Boruto.
"Boruto ayo kita berangkat, nanti bisa telat."ajak Kaito menatap Boruto yang kini dibantu berdiri oleh Naruto.
"Iya Kaito kau ini cerewet sekali."gerutu Boruto.
Setelah berhasil membantu Boruto untuk berdiri, Naruto kemudian memeriksa kerangka besi yang menunjang kaki anaknya tersebut, memastikan bahwa kerangka penyangga itu tidak ada yang salah hingga membuat Boruto terluka nantinya.
Ya, semenjak hari dimana Boruto dinyatakan lumpuh, Naruto akhirnya memilih melakukan terapi manual pada Boruto. Karena ia tidak punya cukup uang untuk berobat ke Rumah sakit. Setiap hari Naruto memberikan terapi untuk putranya, dengan memijat,meracik berbagai ramuan herbal yang ia cari lewat internet, yang katanya dapat dipercaya untuk kesehatan tulang dengan melumuri kaki kecil Boruto, setiap hari sepulang dirinya bekerja Naruto rutin melakukannya berulang-ulang. Tanpa ada kata lelah.
Hingga Gaara datang membawakan pesanannya,sepasang kerangka besi penyangga kaki untuk Boruto agar Boruto tak perlu menggunakan tongkat untuk berjalan maupun kursi roda. Karena, bagi Naruto putranya normal dan masih bisa berjalan suatu saat nanti walau secara medis sedikit mustahil,yang katanya. Tapi, tidak bagi Naruto ia percaya kekuatan dan kekuasaan Tuhan tidak ada yang bisa menandingi.
"Belajar lah yang rajin jangan nakal di sekolah, patuhi perintah gurumu, ingat."pesan setiap hari ketika Boruto akan pergi ke sekolah.
"Iya Ayah, setiap hari Ayah berkata seperti itu, aku bukan tipe pelupa seperti Ayah."gerutu Boruto yang hanya dijawab kekehan oleh Naruto sendiri.
"Baiklah-baiklah, Ayah tahu kau bukan pelupa seperti Ayah, Ayah berbicara seperti ini karena Ayah sangat menyayangi mu Boru."ungkap Naruto sembari merapikan kembali tatanan rambut Boruto yang ia rusak tadi dan terakhir memberikan kecupan singkat di kening Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love
FanfictionMenjadi orang tua tunggal untuk putranya, membuat Naruto berusaha membahagiakan sang putra seorang diri. Setelah berpisah dengan istri tercintanya, karena Hiashi tak merestui hubungan mereka. "Ayah bagaimana wajah ibuku?" "Jangan pisahkan aku dengan...