Sepuluh

2.9K 293 74
                                    


Gadis dengan surai pirang panjangnya itu bergoyang mengikuti arah angin yang menerpa wajah cantiknya, sesekali bibir mungilnya bersenandung kecil. Iris violetnya  mengedar menulusuri setiap tempat yang ia lewati.

"Suna benar-benar berbeda dengan Rouran, walau disini sedikit panas tapi, tempat ini begitu tenang dan nyaman."gumamnya pelan masih menatap sekeliling.

Canda tawa dari anak-anak yang baru pulang dari sekolah mereka yang ia temui saat berjalan di trotoar, mengingatkan dirinya pada anak kecil yang membuat dirinya pingsan waktu itu. Anak kecil yang membawanya bertemu dengan pria tampan bak Dewa Yunani.

Senyum yang tadi sempat mengembang dari bibirnya langsung melengkung kebawah kala mengingat pria yang langsung memikat hatinya tersebut pada pandangan pertama itu ternyata sudah menikah.

"Oh Kami-sama kenapa begini sekali nasibku? Kurang cantik apa diriku sehingga tak ada yang mau denganku, bahkan yang melirikku saja tidak ada."lirihnya sendu sembari menendang-nendang kecil krikil yang lihat dibawah.

Helaan napas terdengar dari mulutnya, kepalanya yang sedari tadi menunduk kini ia angkat lalu menolehkan kesisi kiri. Iris nya seketika membulat sempurna kala pria yang ada dipikirannya tadi kini tengah berada beberapa meter didepan matanya.
Tengah bekerja menggelantung lengkap dengan alat pengaman yang melindungi tubuh atletisnya.

Shion, gadis yang sedari berjalan sendirian itu menangkup kedua pipinya yang bersemu merah.
Saat matanya menangkap pria yang ia kagumi.

"Kami-sama, hot Dady ada disini. Ya ampun penampilannya seperti ini saja sudah sangat mempesona. Lengan ototnya sangat menggiurkan untuk bergelayut manja. Uughh... ototnya saja seperti itu bagaimana dengan roti sobek yang ada dibalik kaos itu."gumam Shion sembari menelan ludahnya sendiri. Seketika pikiran kotor mulai merasuki otaknya.

Shion menggeleng keras mengenyahkan fantasi liarnya karena dengan lancang berpikiran yang tidak-tidak antara dirinya dengan Naruto.

"Hm,,,apa sebaiknya aku kesana ya?."pikir Shion, namun tak mungkin dirinya kesana tanpa ada alasan tertentu.

'Aishh... masa bodo lah, untuk alasannya nanti saja kupikirkan hehehe.'  batin Shion dan melangkah kearah tempat Naruto bekerja.

.

Setelah mengantarkan Boruto pulang ke rumah, setibanya ditempat kerjanya Naruto langsung menyerahkan berkas itu kepada sang atasan. Setelahnya tak ingin membuang waktu lama, Naruto kembali melanjutkan pekerjaannya yang sebelumnya sempat tertunda.

Disela-sela nya bekerja, suara yang tadi sempat memanggil namanya terngiang-ngiang di telinganya. Naruto merasa familiar dengan suara tersebut. Walau namanya dipanggil dengan keras namun, suara itu tak ia temukan kala berbalik kebelakang. Karena terlalu memikirkan suara tersebut membuat Naruto kehilangan fokusnya hingga tanpa disadari tali yang menopang tubuh beratnya nampak terkikis sedikit demi sedikit hingga...

Dentuman yang keras terdengar di area tersebut, Naruto meringis merasakan punggungnya yang ngilu menghantam tanah. Juga lengan kanannya yang tergores besi yang juga menancap pada tanah tersebut. Mampu membuat goresan cukup panjang sampai telapak tangannya. Membuat darah merembes mengalir dari sana. Luka yang sangat dalam membuat tulang putih itu nampak terlihat jelas.

"Naruto !!! Astaga..."panik Kiba melihat bagaimana Naruto terjatuh dari lantai 3 bangunan tersebut.

"Hei kalian cepat bantu aku."teriaknya memanggil teman kerjanya.

"Ada apa ini.?"dari arah belakang sang kepala kontraktor datang menghampiri kerumunan di tengah jam kerja pekerja nya.

"Astaga Naruto, kenapa bisa begini?" tanyanya tak kalah panik melihat kondisi Naruto yang cukup parah.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang