51

73.1K 7.5K 540
                                    

Happy reading guys💕

Aqilla meregangkan otot ototnya sebentar. Menekuk kedua jari jari tangannya hingga menimbulkan bunyi gembeletuk.

Dengan badan yang sudah basah kuyup oleh keringat dan nafas yang tersenggal sengal. Mata bulatnya sudah mengeluarkan tatapan datar pada gadis cantik dihadapannya ini.

Jessica Indri. Gadis berparas cantik, tinggi, langsing, kulit putih bersih dan lesung pipi disebelah kirinya menambah kesan manis pada gadis itu. Tapi sayang parasnya tidak sebaik perilakunya.

Lawannya dibabak terakhir ini sekaligus musuh bebuyutannya selama dirinya masuk area taekwondo.

Nafas keduanya sama sama memburu. Aura dendam dan benci terpancar jelas dimata Jessi. Sementara Aqilla, hanya terdapat tatapan datar dan lelah disana.

Kenapa harus bertemu dengan gadis srampangan ini lagi disini. Menambah beban pikirannya saja, tapi Pak Ustadz dan Bundalah yang lebih mendominasi pikirannya sekarang.

Bukan tanpa sebab mereka bermusuhan. Kejadiannya dimulai dari pertama kali Aqilla ikut dalam grup latihan taekwondo di Jakarta. Lebih tepatnya menginjak kelas satu SMA semester awal. Dan Jessi ini seangkatan dengannya.

Jessi yang mulanya menjadi anak emas dari Bang Reno sedari dulu, tergeser oleh Aqilla yang baru saja masuk. Aqilla memang sudah sangat mahir dalam olahraga ini, karena Ayah sedari kecil sudah mencarikan guru privat untuknya. Jadi tak ayal kemampuan Aqilla bisa melebihi Jessi.

Bukan hanya itu yang melandasi permusuhan mereka. Semua diperburuk atas kecemburuan Jessi kepada Aqilla. Jessi yang memikili perasaan kepada Reno harus menelan kenyataan pahit saat mengetahui bahwa Reno memiliki perasaan lebih untuk Aqilla. Dan itu yang menambah rasa tak sukanya kepada gadis itu.

Aqilla heran sendiri dengan jalan pikiran Jessi. Sekarang apa yang perlu dipermasalahkan coba? Toh dirinya juga menolak pernyataan cinta Bang Reno waktu itu. Dirinya sudah menganggap Reno seperti Abangnya sendiri. Dan sekarang dirinya sudah memiliki Pak Ustadznya, walaupun tak ada yang tahu heheh.

Jessinya saja yang memperbesar hal kecil seperti ini.

"Sijak!" (Mulai) Seru wasit membuat Jessi langsung melancarkan aksinya begitu mengetahui bahwa lawannya tengah melamun.

Buggh!

Aqila meringis pelan saat tendangan Jessica mengenai perutnya.

Melihat itu senyum miring terpasang diwajah Jessica.

"Sakit?" Ledeknya dengan menyebalkan.

Aqilla menatapnya tajam. Bersiap memasang kuda kuda untuk bertanding. Kurang satu langkah lagi dan semua akan berakhir. Sungguh badan dan fikirannya sangat lelah untuk hari ini. Menyadari dirinya yang baru saja balik dari RS kemarin.

"Cayo!! Aqilla cayo!!" Teriakan itu membuat Aqilla menoleh. Senyumnya langsung mengembang menemukan makhluk gila yang merangkap menjadi sahabatnya itu.

"Jangan teriak teriak! Mita jadi malu." Bisik Mita tajam sambil mencubit perut Maya yang berdiri tepat disampingnya.

Fahza dan Khairin yang berada diujung mendesah lelah. Dengan cepat keduanya berpindah posisi menjadi ditengah tengah. Menghalau keributan yang akan terjadi kalau mereka tidak segera bertindak. Keduanya memasang senyum lebar begitu melihat Aqilla yang tersenyum padanya, tanpa memperdulikan tatapan protes dari Maya dan Mita.

Aqilla yang melihat itu terkekeh. Tingkah sahabatnya itu selalu membuat moodnya berubah ubah.

Setelahnya mata Aqilla mulai mengelilingi jajaran penonton yang hadir. Tidak mungkin sahabatnya itu bisa datang kesini sendiri. Senyum lebarnya kembali terukir melihat Umi yang melambaikan tangannya penuh semangat kearahnya. Disampinya ada Abi dan Fahri yang tersenyum lembut padanya. Ralat lebih tepatnya hanya Abi, Fahri masih stay dengan wajah triplek nya.

MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang