Dan di sinilah Aqilla berada. Berdiri di tengah tengah hamparan dedaunan yang berhamburan, menghiasi setiap ujung taman belakang sekolah. Taman belakang sekolah memang terkenal angker dengan pohon beringin besar di sudut taman.
"Huftt..." Aqilla menghela nafas lelah melihat keadaan taman yang sungguh mengerikan
Aqilla berjalan ke samping taman untuk mengambil peralatan bersih bersih dan memulai pekerjaannya.
Beberapan jam kamudian, Aqilla duduk bersandar dibawah pohon dengan tangan yang tidak berhenti mengipasi wajahnya dengan harapan akan ada angin semilir menerpa wajah yang penuh keringan sebesar jagung itu.
Itung itung istirahat sambil menunggu kedatangan pak Bambang untuk mengecek hasil pekerjaannya.
Tak terasa bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, tapi pak Bambang belum juga menampakkan diri membuat Aqilla mengeram kesal.
Sudah. Aqilla sudah tak peduli lagi, kalau dia akan dicari dan bakal terkena semprotan lagi dari pak Bambang. Salah siapa membuat Aqilla menunggu? Udah tau nunggu gak enak, apalagi dengan badan yang lengket, gak banget! Bikin gerah body gerah hati tau gak.
Aqilla beranjak meninggalkan area belakang sekolah menuju kelasnya guna mengambil tasnya dan bergegas pulang karena tubuhnya benar benar lengket.
"Qill..." Panggil Maya
"Hmm." Jawab Aqilla dengan deheman
"Lo langsung balik?." Tanya Maya yang melihat Aqilla menyampirkan tasnya di bahu kanannya
"Iya... badan gue gerah dan lengket banget, pengen langsung nyemplung bathup gue. Coba lo bayangin dah... gilak gak tuh taman?? Taman berasa hutan tau gak!!. Banyak benget daunye yang pada copot, ngak kuat gue ya Rabb. Dan ditambah lagi pak Bambang gak dateng dateng gue tungguin dari tadi. Salah gue apa? ha apa.... ya Allah" Cerocos Aqilla tanpa jeda membuat Maya menahan nafas
"Ya Allah Qilla... ngomong tuh pelan pelan sayang... gue ngak paham omongan lo tau gak? Lo ngomong ape nge-rap neng?."
"Huh... tau ah sel kesel banget gue sama pak bambang." Aqilla mengerutu sambil menghentak hentakan kakinya keluar kelas
"Eh ehh kampret ditinggalkan gue jadinya." Ucap Maya sambil memasukan alat tulisnya asal dan segera menyusul Aqilla.
*****
"Assalamualaikum Aqilla pulang!!." Ucap Aqilla begitu memasuki rumahnya
"..."
Merasa tidak ada sahutan Aqilla langsung melesat ke dapur dimana kemungkinan besar ada keberadaan sang bunda disana.
Aqilla berjinjit saat sudah sampai di belakang bunda yang sedang berkutat dengan alat dapur.Doorrr
"Gak kaget tuh!." Jawab bunda dengan santai dan tetap melakukan kegiatannya
"Ishh kok gak kaget sih?." Tanya Aqilla sambil memanyunkan bibirnya
"Bunda itu bundanya kamu... jadi bunda udah hafal sama bau kamu!."
"Uchh cocuitnya Bundaku ini!. Emang Aqilla selalu wangi tiap kapanpun dan dimanapun kok. Makin sayang deh" ucap Aqilla sambil mencium pipi bunda
"Ih apaan orang bunda tadi cium bau gak enak gitu, udah kamu cepet mandi sana."
"Ih bunda.. iya iya Aqilla mandi." Jawab Aqilla dan berlalu ke kamarnya
"Masuk rumah itu salam, gak langsung nyelonong." Sindir Bunda halus
"Gak kok... tadi Qilla salam kok, Bunda aja yang gak denger." Bantah Aqilla merasa tak terima dengan sindiran sang bunda
"Ohya??." Bunda sedikit meragu
"Iya... kalau gak percaya Bunda perlu bukti? Perlu di reka ulang salamnya Qilla?." Jawab Aqilla polos
" haha... gak usah sayang. Bunda percaya kok anak Bunda kan soleha, iya kan?."
"Betul ntu Aqilla kan baik, suka menabung, gak pernah nakal, selalu nurut sama bunda da-." Ucapan Aqilla terpotong dengan ucapan Bunda
"Iya gak nakal. Coba hitung berapa kali Ayah kamu dipanggil ke sekolah? gara gara ulah Kamu yang manjat pagerlah, yang cekcok, debat sama gurulah, yang bolos kelaslah, yang tidur dikelaslah, pokok yang pakek lah lahnya. Dan juga yang paling buruk, kenapa kamu taburi meja guru dengan masako waktu pelajarannya pak Bambang??." Ucap Bunda lelah dengan nafas ngos ngosan kaya habis main roller coster.
"Baiklah kalau sampai kamu nakal lagi, Ayah sama Bunda bakal kirim kamu ke pondok pesantren!! Kamu paham?." Sambung Bunda memperingati sambil melotot dan berkacak pinggang.
Aqilla hanya bisa melongo dan mengangguk polos mendengar ucapan beruntun Bunda yang terlalu membuatnya syok BGT.
Apalagi mendengar ulahnya yang hmm lumayan lah, tapi yang paling sebel kenapa pak Bambang lapor Bunda padahal ia sudah melaksanakan hukumannya.
"Kenapa masih disini? Cepet mandi sana."
"Iya iya." Aqilla hanya bisa pasrah
Dia akan dikirim ke pesantren? Tidak mungkin. Hanya membayangkannya saja membuat Aqilla pingin pindah kartu keluarga?? Kalau bisa, ingat kalau BISA.
*****
Selesai mandi Aqilla bergabung untuk makan bersama. Diruang makan hening senyap, yang ada hanya suara dentingan sedok dan garbu yang saling beradu.
"Qill..." panggil Ayah
"Ya yah? Ada apa?."
"Ayah cuma mau kasih peringatkan ke kamu, kalau kamu buat onar lagi... Ayah ngak akan senggan senggan akan masukan kamu ke pesantren." Ucap Ayah tegas sambil menatap putri tunggalnya itu.
"Iya Qilla udah tau." Jawab Aqilla sambil tersenyum kecut
"Syukurlah kalau udah tau, Ayah hanya mempertegas."
"Iya..." Balas Aqilla malas
"Aqilla udah selesai, mau ke kamar." Sambung Aqilla tanpa menghabiskan makanannya dan melenggang pergi ke kamar
Ayah dan Bunda hanya saling pandang dan menghembuskan nafas lelah dengan tingkah putrinya itu.
Aqilla berjalan menaiki tangga sambil menggerutu gak jelas.Hancur sudah mood Aqilla malam ini. Pembicaraan yang sangat di hindari Aqilla. Menurutnya apa yang dilakukannya selama ini tidak benar tidak ada kata yang membuat onar, seperti apa yang dibicarakan orang tuanya dan orang orang.
Tapi... Aqilla sudah bertekat akan tidak berbuat onar lagi? Kalau bisa.
Kalau khilaf mohon dimaafkan, apa boleh buat. Itu sudah kehendak Tuhan memberinya sikap seperti itu.
Tbc
Maaf typo😬
Vote nya jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT USTADZ
RandomFOLLOW DULU BARU BACA YA!! 📌 Cerita pertamaku mohon maaf atas kesalahan penulisan serta kata yang kurang dimengerti🙏 📌 Plagiat dilarang mendekat ya🙏 📌 Dilarang mencopy karya orang lain!! DOSA!!🙅 Aqilla Az-Zahra adalah seorang gadis cantik deng...