26

80.6K 8.1K 1K
                                    

Keheningan menyelimuti kedua anak adam yang kini sama sama merasa canggung satu sama lain. Walalupun beberapa menit yang lalu Aqilla selaku pelaku utama berteriak nyaring seperti orang kesetanan, sekarang membisu tanpa sepatah kata.

Sebenarnya baik keduanya sangat tidak menyukai situasi seperti ini. Fahmi masih merangkai kata kata yang akan dia jelaskan kepada Aqilla mengenai kedua orang tuanya. Dia bingung antara harus berkata jujur atau malah menutupi semua ini. Fahmi bimbang disatu sisi dia sudah diberi amanah supaya merahasiakan ini semua dulu, dan disisi lain dia sangat ingin terbuka terhadap istrinya itu mengenai apapun masalahnya.

Sementara Aqilla kini dilanda perasaan malu yang luar biasa. Bagaimana tidak! Karena ulahnya yang  berteriak tidak jelas tadi, membuatnya dalam masalah yang cukup mengerikan. Tersedak disaat enak enaknya meluapkan amarahnya dihadapan doi adalah suatu peristiwa yang sangat memalukan bukan?. Apakah ada yang pernah mengalaminya?. Semoga tidak ya!😬

"Ehemm." Dehem Fahmi

"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ? Nggak capek?." Tanya Fahmi akhirnya

Pasalnya saat ini Fahmi sudah duduk anteng disisi ranjang sementara istri konyolnya itu tetap nangkring di samping pintu sambil terus menatapnya. Aqilla sedikit tersentak dan segera mengalihkan pandangannya.

"Terserah gue!." Jawab Aqilla mencoba ketus walaupun saat ini lututnya sudah sangat pegal, tapi lagi lagi dia mengedepankan egonya

Hufft. Fahmi menghela nafas lelah

"Duduklah Aqilla saya tidak akan berbuat macam macam terhadap kamu! Saya ingin membicarakan sesuatu." Ucap Fahmi lagi berharap Aqilla menurutinya untuk kali ini saja

"Oke kalau lo maksa! Gue duduk di sofa aja." Balas Aqilla sambil mendudukan dirinya di sofa kecil yang berada disamping ranjang

"Halah alasan!" Batin Fahmi sambil terkikik geli melihat Aqilla menghela nafas lega, sambil mengelus lututnya sekilas

"Oh iya gue mau tanya apa maksud lo dengan ucapan lo tadi?." Tanya Aqilla akhirnya sambil tangannya mulai membuka jilbabnya

Belum sempat jilbabnya copot Fahmi malah bertanya

"Kenapa dilepas?." Tanya Fahmi

"Apanya?." Tanya Aqilla menaikkan sebelah alisnya

"Jilbab kamu."

"Ish.. lo tuh sukanya mengalihkan pembicaraan tau nggak?." Judes Aqilla sambil menatap Fahmi sinis

Fahmi hanya menggeleng singkat sebagai jawaban.

"Oke gue jawab! Gue saat ini mengalami gerah yang kebangetan panasnya! Makanya gue copot nih jilbab! Kenapa? Ada masalah buat lo?." Sambung Aqilla dengan tatapan menantang

"Tidak hanya saja saya masih belum terbiasa melihat auratmu." Jawab Fahmi sambil mengalihkan pandangannya sesaat

"Mulai sekarang biasakan!." Tegas Aqilla sambil mengambil remot ac dan menghidupkannya

Fahmi langsung menatap Aqilla cenggo. Apa maksudnya?

"Maksudnya?."

"Is lo itu bego atau apasih!." Kesal Aqilla membanting remot pelan, takut rusak soalnya

"Aqilla..." Ucap Fahmi penuh penekanan mengingatkan bahwa itu adalah tidak sopan

"Ya ya sorry! Jadi intinya mulai sekarang lo harus terbiasa melihat aurat gue! Paham?." Jelasnya malas

Penjelasan Aqilla membuat Fahmi dilanda gugup seketika. Apakah maksud terbiasa melihat auratnya itu adalah...

Fahmi segera menepis pikiran gilanya ini. Aqilla masih terlalu kecil dan tidak untuk sekarang

MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang