Saat ini setelah sholat subuh, Aqilla langsung berkutat didapur seorang diri. Umi masih berada dikamar sedangkan Fahmi serta Abi masih di masjid.
Dengan celemek pink yang menempel sempurna dibadannya, Aqilla sudah siap untuk bertempur.
Tangan mungilnya dengan luwes memainkan pisau dan memotong beberapa sayuran dengan berbagai ukuran. Menu yang ingin dibuatnya kali ini cukup sederhana. Soup ayam ceker, sambal tomat, dan lauknya tempe dan krupuk.
Perfect!! Membayangkannya saja sudah membuat perut Aqilla meraung ganas.
Saking sibuknya memasak, Aqilla tidak menyadari kehadiran sang suami dibelakangnya. Fahmi sedari tadi tersenyum geli menyaksikan aksi istri tomboynya yang tengah memutar mutar pisau seolah sedang beraktraksi disela sela acara memasaknya.
Fahmi mendekat. Memeluk tubuh mungil Aqilla dari belakang. Melingkarkan tangannya diperut sang istri dan menumpu dagunya diatas dipundak Aqilla.
Aqilla yang kaget dengan ulah Fahmi, membuat tangannya tanpa sengaja teriris pisau.
"Awss." Pekiknya kaget
Fahmi melebarkan matanya. Niatnya hanya ingin mengejutkan Aqilla malah membuat istrinya itu terluka.
"Astaghfirullah yang!" Panik Fahmi melepas pelukannya. Segera ditariknya Aqilla kewastafel untuk membersihkan darah yang mengalir dijarinya.
"Maaf yang.. saya nggak tau kalau bakal kaya gini." Lirih Fahmi merasa bersalah dengan mata yang terfokus pada luka dijari Aqilla.
Aqilla hanya diam.
Melihat wajah sang suami yang begitu dekat dengannya, spontan membuat senyum Aqilla melebar. Ditatapnya lekat setiap lekuk wajah Fahmi membuat Aqilla misuh misuh sendiri didalam hati.
'Anjir!! Jaga mata jaga napsu lo Qill! Jangan sampai lo khilaf dan ngelakuin yang iya iya ke Pak Ustadz. Kuatkan iman lo bangsat!! Astaghfirullah, mulut gue.' Batin Aqilla sambil memejamkan matanya. Menghalau segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya.
Fahmi sungguh sangat menggoda. Wajah tampan dan perhatiannya membuat Aqilla lupa daratan. Entah amal baik apa yang diperbuatnya dulu bisa memiliki suami seperti Fahmi dalam hidupnya. Fahmi yang selalu memberikan kesan tersendiri disetiap perjalanan pernikahan mereka.
Aqilla tetap menurut saat Fahmi menuntunnya untuk duduk di kursi ruang makan.
"Kamu tunggu disini." Ucap Fahmi
"Saya ambil plester dulu." Fahmi segera berlari ke kotak yang terpasang di dinding samping dapur. Tempat Umi biasa menyimpan obat obatan.
Setelah Fahmi berlalu Aqilla menyergit menatap jarinya yang terluka. Kenapa rasa perihnya baru terasa saat Fahmi pergi. Sebegitu hebatkan pesona Fahmi hingga rasa sakitnya seolah pergi walau hanya sesaat.
"Perih." Gumam Aqilla sambil mengibaskan tangannya supaya rasa perih ditangannya sedikit menghilang.
"Sini jarinya yang sakit."
Fahmi segera berjongkok didepan Aqilla dengan plester dan betadine ditangannya.
Dengan telaten Fahmi mengobati luka Aqilla sambil meniupinya pelan saat istrinya itu meringis perih.
"Maaf." Sesal Fahmi memegang kedua tangan Aqilla. Menatap penuh sesal jari telunjuk istrinya yang berbalut plester doraemon itu.
Sekarang ini posisinya masih sama. Berjongkok didepan Aqilla sambil mendongak menatap Aqilla yang juga tengah menatapnya.
Diwajahnya benar benar tersirat akan rasa bersalah yang begitu besar. Hei ini hanyalah luka kecil kenapa Fahmi sebegitu khawatirnya.
"Bukan salah Pak Ustadz. Orang cuma kecil kok lukanya." Balas Aqilla sambil tersenyum. Tangannya terangkat, mengusap lembut kerutan didahi suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT USTADZ
AléatoireFOLLOW DULU BARU BACA YA!! 📌 Cerita pertamaku mohon maaf atas kesalahan penulisan serta kata yang kurang dimengerti🙏 📌 Plagiat dilarang mendekat ya🙏 📌 Dilarang mencopy karya orang lain!! DOSA!!🙅 Aqilla Az-Zahra adalah seorang gadis cantik deng...