23

81.8K 7.8K 610
                                    

Selamat membaca😄

Pagi menjelang Aqilla sudah siap dengan seragam sekolahnya yang diantarkan Fahza tadi dari asrama.

Saat ini Aqilla masih berada di kamar Fahmi, sementara pemilik kamar entah hilang dimana sedari subuh tadi. Setelah merapikan kerudungnya Aqilla bergegas keluar kamar untuk berangkat sekolah sama seperti biasanya dengan tas disampirkan dipundak kanannya. Style Aqilla banget!.

Tibanya di ruang tamu, Aqilla melihat Fahmi yang sedang serius membaca kitab yang sangat tebal dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Sesaat Aqilla terpukau mengagumi mahkluk ciptaan Allah yang sangat indah ini. Wajah seriusnya menambah kesan wibawa meningkat didirinya.

Merasa diperhatikan Fahmi mendongakkan wajahnya dan tersenyum melihat Aqilla yang berdiri lorong yang memisahkan kamar dan ruang tamu.

"Qill udah mau berangkat?." Tanya Fahmi membuyarkan lamunan Aqilla

"Ah? Iya." Jawab Aqilla mencoba biasa

"Sini! Saya mau ngomong sebentar." Suruh Fahmi sambil meletakkan kitab dan kacamatanya di meja

Aqilla menurut dan berdiri disamping Fahmi

"Duduk."

"Gak."

"Huft oke!!. Jadi gini... saya sudah mengklarifikasi masalah kemarin, dan semua sekarang sudah jelas. Mereka tahunya.. Kamu hanya refleks menarik tangan saya kemarin, dan mereka mengira bahwa kamu adalah sepupu saya... bukan istri saya. Jadi kamu bisa tenang sekarang! Nggak perlu ada yang di khawatirkan lagi." Terang Fahmi

Entahlah saat Fahmi menyebut 'bukan istri saya' Aqilla merasa hatinya seperti dicubit tangan kecil yang tidak kasat mata. Perihhhh rasanya.

"Hmm oke! Thanks!." Jawab Aqilla singkat seperti biasanya

"Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai suami kamu, untuk melindungi dan menjaga kamu, Kita harus saling terbuka dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi ya."

"Yaya! Gue berangkat." Jawab Aqilla cuek

Setelahnya Aqilla langsung berbalik badan hendak berangkat.

"Waalaikum salam." Sindir Fahmi

"Huh... Assalamualaikum pak Ustadz." Ucap Aqilla ngegas sambil membalikkan badannya dengan kesal

"Waalaikum salam Ukhti." Jawab Fahmi dengan senyum manis sambil menyodorkan tangannya

Alis Aqilla terangkat sebelah, menatap tangan dan wajah Fahmi bergantian.

"Salim." Ucap Fahmi seakan mengerti maksud istrinya itu

Aqilla menghela nafas lelah. Setelahnya mengambil tangan Fahmi dan menciumnya. Tepat saat mencium tangan Fahmi Aqilla yang dalam posisi membungkuk, sedangkan Fahmi langsung mendaratkan kecupan lembut di kening Aqilla membuatnya tersentak dan diam dalam posisinya, tak bergerak sama sekali.

"Belajar yang giat ya habibati... saya mau Umi dari calon anak anak saya cerdas dan pintar, dan mampu membimbing anak saya kelak." Bisik Fahmi ditelingga Aqilla membuat pipinya memerah

"Humairah..." Ucap Fahmi sambil mengusap pipi Aqilla yang memerah dengan ibu jarinya lembut

"Astaghfirullah!!."

Pekik seseorang dari arah kamar membuat keduanya langsung gelagapan sendiri. Aqilla langsung menegakkan badannya dengan wajah yang seperti terbakar, mungkin saat ini wajahnya dan telinganya sudah sangat memerah karena malu. Sementara Fahmi tersenyum kikuk melihat orang tua, kedua adik, serta mertuanya menatap kebersamaan mereka dengan senyum geli.

MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang